Ikuti Kami

Ansy: Kedatangan Eks ISIS Ancaman Bagi Keutuhan Bangsa! 

Secara ideologis, mereka bukan lagi WNI karena memiliki semangat anti-Pancasila.

Ansy: Kedatangan Eks ISIS Ancaman Bagi Keutuhan Bangsa! 
Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema). (Foto: Facebook Ansy Lema)

Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema) turut menanggapi wacana pemulangan 600 orang eks anggota teroris ISIS. 

Baca: TB Hasanuddin Tegaskan WNI Eks ISIS Jangan Dipulangkan

Ansy menyatakan, paradigma besar terkait pemulangan 600 orang tersebut adalah perihal keamanan negara. Secara ideologis, mereka bukan lagi WNI karena memiliki semangat anti-Pancasila.

" Tidak ada spirit Pancasila di hati dan otak mereka, tidak ada Merah-Putih di denyut nadi mereka. Kedatangan mereka justru akan menjadi ancaman serius bagi keutuhan bangsa," tegas Ansy, baru-baru ini. 

Ansy mengutip pemikiran filosof Hannah Arendt, yang menyatakan bahwa sulit mengubah orang-orang berpemahaman radikal karena mereka sudah didoktrin, dicuci otaknya, dan dicabut kesadaran kritisnya. Mereka terjebak dalam “banalitas kejahatan” (banality of evil).

" Karena itu, upaya membuat para pengikut ISIS kembali ke dalam Pancasila sebagai dasar negara Indonesia bukan perkara mudah untuk dilakukan," papar Ansy. 

Di sisi lain, lanjut Ansy, di dalam negeri Indonesia sedang mengalami tantangan radikalisme. Survei terbaru kolaborasi IDN Research Institute-IDN Media-Alvara Research Center yang berjudul Indonesia Millenial Report 2019, misalnya, menunjukkan indikator bahwa 19,5 persen kelompok milenial menyatakan Indonesia lebih ideal menjadi negara khilafah. Dalam laporan tersebut didapati sebanyak 1 dari 5 milenial setuju sistem khilafah.

Baca: WNI Eks ISIS Mau Dipulangkan? Gus Nabil: Jangan Gegabah!

Data itulah, yang menurut Ansy seharusnya membuat pemerintah perlu sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan. Berbagai aspek positif dan negatif terkait pemulangan hendaknya diperhitungkan dengan matang. 

"Bukan hanya perihal keberadaan 600 pengikut ISIS saja, tetapi juga keselamatan dan hak asasi 264 juta penduduk dan keutuhan negara Indonesia harus menjadi dasar pertimbangan utama," pungkas Ansy.

Quote