Ikuti Kami

WNI Eks ISIS Mau Dipulangkan? Gus Nabil: Jangan Gegabah!

Apabila mereka diterima pulang ke Indonesia, tidak cukup berikrar setia kepada NKRI.

WNI Eks ISIS Mau Dipulangkan? Gus Nabil: Jangan Gegabah!
Politisi PDI Perjuangan, Muchamad Nabil Haroen (Gus Nabil).

Jakarta, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan, Muchamad Nabil Haroen (Gus Nabil) mengatajan wacana pemulangan eks kombatan ISIS harus dikaji secara komprehensif dan tidak dilakukan secara gegabah. 

Sebab, lanjutnya, apabila mereka diterima pulang ke Indonesia, tidak cukup berikrar setia kepada NKRI tapi harus dideradikalisasi secara menyeluruh.

"Terkait wacana pemulangan eks kombatan ISIS yang dilontarkan Menteri Agama, harus dipertimbangkan secara matang," katanya, di Jakarta, Kamis (6/2).

Menurut Gus Nabil, begitu dia akrab disapa, sebelum mengambil kebijakan atau pun keputusan terhadap eks kombatan ISIS tersebut, idealnya harus ada riset matang terkait implikasi, prosedur, serta dampak yang akan terjadi jika mereka kembali ke Indonesia.

Itu karena keberadaan mereka berpotensi meresahkan masyarakat, bahkan dapat mengancam stabilitas negara ini.

Namun pada sisi lain, pihaknya melihat ada persoalan kemanusiaan yang juga harus dipertimbangkan karena eks kombatan tersebut berasal Indonesia.

"Jadi, harus ada kajian mendalam dulu. Saya kira, Menteri Agama harus melihat persoalan secara lebih komprehensif," kata Ketua Umum Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU), Pagar Nusa ini.

Pihaknya juga mengingatkan pentingnya prosedur deradikalisasi dan klasifikasi dalam penanganan eks kombatan ISIS jika diterima pulang ke Indonesia. "Artinya memperlakukan mereka harus dengan klasifikasi serta deradikalisasi yang menyeluruh. Tidak cukup hanya aspek formal dengan sumpah atau penandatangan legalitas untuk setia pada NKRI," tegasnya.

Menurut Gus Nabil, prosedur-prosedur deradikalisasi harus ditempuh sebab mereka juga butuh pendampingan. Begitu pula untuk bisa kembali ke tengah masyarakat, dibutuhkan bantuan dari banyak pihak, baik pemerintah pusat maupun daerah, termasuk komunitas-komunitas masyarakat semisal pesantren untuk deradikalisasi dari konteks ideologi.

"Kita tidak bisa hanya dengan deradikalisasi formal, perlu juga kerjasama dengan pelibatan pesantren untuk deradikalisasi melalui pengajaran agama yang moderat. Tentu saja, setelah ada klasifikasi kombatan serta melalui pemeriksaan indeks radikalisme mereka," kata Gus Nabil.

Dia mengatakan, kolaborasi antara institusi negara, pesantren serta ormas Islam moderat semisal NU dan Muhammadiyah untuk menyusun program deradikalisasi harus dilakukan secara komperhensif pula. Sebab yang dilawan dari eks kombatan tersebut adalah ideologi. Untuk melawan ideologi, menurut anggota Komisi IX DPR ini, harus lewat pendekatan ideologi dan pengetahuan.

"Kalau melawan ideologi, ya harus dari pendekatan ideologis dan pengetahuan. Namun, kalau mereka berangkat ke Syria, Afghanistan, Irak dan menjadi anggota ISIS karena faktor ekonomi, ya harus pakai pendekatan ekonomi, misalnya dengan pemberdayaan, dan lainnya," tegasnya.

Quote