Ikuti Kami

Ansy Soroti Realisasi Anggaran Penanggulangan Covid Kementan

Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja mengingatkan kementerian agar secepatnya mencairkan anggaran untuk membantu masyarakat. 

Ansy Soroti Realisasi Anggaran Penanggulangan Covid Kementan
Ilustrasi. Mentan Syahrul Yasin Limpo.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema) menyoroti presentasi Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pertanian (Kementan) terkait realisasi keuangan kegiatan Kementan untuk menghadapi dampak Pandemi Covid-19 per 26 Juni 2020 yang belum mencapai 50 persen.

Baca: Covid-19 Masalah Bersama, PDI Perjuangan Siap Pasang Badan

Rinciannya, realisasi anggaran Dukungan Pencegahan Penularan 42,21 persen, pengamanan ketersediaan pangan 40,48 dan social safety net 45,58 persen.

Hal itu diungkapkan Ansy ketika Komisi IV DPR RI menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Sekretaris Jenderal, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Direktur Jenderal Hortikultura, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian serta Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian RI, baru-baru ini. 

"Saya mempertanyakan penyebab dan kendala yang dihadapi Kementan sehingga belum mampu mencapai target 50 persen? Ke mana anggaran penanganan Covid-19 dialokasikan? Saya juga meminta detil penjelasannya," ujar Ansy.

Politikus PDI Perjuangan itu mengingatkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja mengingatkan kementerian agar secepatnya mencairkan anggaran untuk membantu masyarakat. 

"Karena itu para petani harus diberikan bantuan yang sifatnya langsung dan cepat agar tetap sehat dan bugar bekerja sehingga produktivitas pangan semakin bisa digenjot," tegas Ansy. 

Ansy juga menegaskan pentingnya penguatan perbatasan, penguatan tindakan karantina, dan penguatan pengawasan serta penindakan oleh Badan Karantina Pertanian 

Fokus itu sangat penting dan relevan untuk mencegah hama dan penyakit hewan “asing” dari luar negeri tidak menulari ke dalam negeri serta mencegah penularannya antar wilayah di dalam negeri. 

Baca: Puan: Pelayanan Kesehatan Harus Jangkau Seluruh Rakyat 

"Menurut saya, di akhir tahun 2019-2020, Badan Kementerian Pertanian telah KECOLONGAN karena tidak mampu mencegah masuk dan menularnya Virus Flu Babi Afrika (ASF) di Indonesia. Ratusan ribu ternak babi mati di Sumatera Utara, Bali dan NTT. Di NTT menurut Data Dinas Pertanian Provinsi NTT terhitung hingga Juni 2020 terdapat 19.000 ternak babi mati akibat penyakit flu babi Afrika (ASF). Banyak peternak babi dan UMKM di sektor kuliner menderita kerugian," papar Ansy. 

Ansy pun mendesak Kementan dalam hal ini Barantan untuk segera mengambil langkah konkret untuk membangun sistem deteksi dini serta terus melakukan upaya pengawasan dan pencegahan masuknya hama termasuk virus ASF. 

Secara khusus untuk konteks NTT, Ansy mendorong Barantan menjaga perbatasan Timor Leste-Indonesia dari virus ASF. 

"Karena penyebaran virus ASF di perbatasan terjadi karena tidak adanya pengawasan dan lemahnya penindakan," ujar Wakil Rakyat dari Dapil NTT II itu.

Quote