Ikuti Kami

Basarah Tegaskan Jasa dan Peran Bung Karno Dikenang Dunia Internasional

Peran Bung Karno mewujudkan Konferensi Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat juga membekas di hati para pemimpin berbagai negara Asia.

Basarah Tegaskan Jasa dan Peran Bung Karno Dikenang Dunia Internasional
Ketua DPP PDI Perjuangan, Ahmad Basarah.

Jakarta, Gesuri.id - Ketua DPP PDI Perjuangan, Ahmad Basarah menyebut jasa dan peran Presiden pertama RI Ir Soekarno (Bung Karno) diakui dan dikenang oleh dunia internasional. 

"Pada sejumlah negara, nama Bung Karno diabadikan di berbagai jalan protokol, gedung, hingga taman. Di kota Rabat, Maroko, ada Jalan Soekarno dekat Gedung Parlemen, sedangkan di Tunisia ada Jalan Soekarno yang diresmikan di hari lahir Bung Karno. Di Ankara, Turki, juga ada Ahmed Soekarno Street, terletak di depan KBRI Ankara," kata Basarah dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin, 23 Juni 2025.

Ketua Fraksi PDI Perjuangan MPR RI itu menjelaskan pemberian nama Soekarno di berbagai jalan merupakan bentuk penghargaan dunia internasional atas jasa Bung Karno dalam mendukung kemerdekaan negara-negara tersebut.

Baca: Ganjar Pranowo Tegaskan Pentingnya Integritas bagi Pemimpin

Peran Bung Karno mewujudkan Konferensi Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat, kata dia, juga membekas di hati para pemimpin berbagai negara Asia-Afrika.

Pandangan Basarah pun dibenarkan oleh Ketua Dewan Pakar Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Muhammad Amin Abdullah, yang tampil sebagai salah satu pembicara dalam acara Haul Ke-55 Bung Karno di Jakarta, Sabtu, 21 Juni 2025.

Menurut Amin, Bung Karno sangat dihormati dunia karena 4P, yakni sebagai proklamator, penggali Pancasila, presiden pertama, dan pembaharu pemikiran keislaman.

"Dengan 'P' pertama (proklamator), Bung Karno dikenal dunia sebagai tokoh yang bukan hanya memerdekakan Indonesia, melainkan juga mendorong 49 negara-negara terjajah di Asia dan Afrika untuk sama-sama merdeka, seperti dijelaskan Pak Ahmad Basarah," ucap Amin.

Kemudian dengan 'P' kedua, yakni penggali Pancasila, lanjut dia, Bung Karno dikenal sebagai the Great Thinker dari Dunia Timur yang dikagumi para pemimpin dunia antara lain karena pidato Bung Karno pada 30 September 1960 yang berjudul To Build The World a New berhasil menggetarkan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Sementara dengan 'P' ketiga (presiden pertama), dia menyampaikan bahwa Bung Karno selalu dikenang rakyatnya. Bung Karno memimpin negara besar bernama Indonesia, yang ketika merdeka pada 1945 dihuni oleh 90 juta penduduk yang mencintainya.

Terakhir, Bung Karno sangat dikenal sebagai 'P' keempat, yakni pembaharu pemikiran keislaman. Menurut Amin, Putera Sang Fajar itu dikenal sebagai tokoh yang menganjurkan umat Islam di Nusantara agar meninggalkan taklid dalam beragama, harus rasional, dan harus memahami Islam dari apinya, bukan dari abunya.

Sejak era sebelum kemerdekaan, dia menuturkan Bung Karno sudah mengkritik penggunaan istilah sayyid sebab umat manusia sederajat, tetapi kini tren sayyid muncul kembali dengan istilah habib.

Baca: Ganjar Beberkan Penyebab Kongres PDI Perjuangan Belum Digelar

Dia menyebut, Bung Karno juga dulu mengkritik istilah khalifah, namun sekarang muncul kembali istilah khilafah. Selain Basarah dan Amin, Wakil Ketua Umum PP Bamusi Nasirul Falah Amru (Gus Falah) serta Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Kiai Haji Miftah Faqih juga tampil berbicara di acara haul itu.

Menurut Gus Falah, Bung Karno merupakan seorang santri moderat yang setia menuntut ilmu dari berbagai sumber, mulai dari tokoh sekaliber Kiai Haji Hasyim Asy’ari sampai tokoh besar HOS Tjokroaminoto.

"Semangatnya menuntut ilmu itu membuat Bung Karno berwawasan luas, moderat dalam berpikir. Karena itu beliau menjadi pembaharu pemikiran Islam yang dikenal oleh dunia internasional," kata Gus Falah.

Quote