Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi X DPR RI Bonnie Triyana mengapresiasi program membaca dan meresensi yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemdikdasmen).
Menurutnya kemajuan sebuah bangsa ditentukan oleh kekuatan literasinya. Ia menyampaikan bahwa budaya membaca dan menulis merupakan fondasi utama yang tidak bisa ditawar jika Indonesia ingin menjadi bangsa yang maju.
“Saya turut senang ketika pak menteri meluncurkan program membaca dan meresensi, karena kita tau literasi membaca kita masih sangat rendah,” tuturnya dalam rapat kerja dengan Menteri Dikdasmen Abdul Mu’ti di Ruang Rapat Komisi X DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (26/11).
Baca: Gerakan Menanam Pohon Harus Jadi Kesadaran Kolektif Bangsa
Ia menilai bahwa negara yang tidak membangun budaya membaca akan tertinggal. Menurutnya, generasi yang tidak dibiasakan membaca, menulis, dan belajar melalui buku sejak dini akan kesulitan bersaing di masa depan.
Di sisi lain, ia mengatakan program membaca yang diluncurkan oleh Mendikdasmen akan lebih sempurna apabila diimbangi dengan pengadaan buku disekolah.
“Program membaca apabila tidak ada buku akan sulit untuk terlaksana dengan baik”, imbuhnya.
Ia menekankan pentingnya menugaskan siswa membaca dan menulis sebagai bagian integral dari proses pembelajaran.
Baca: Gerakan Menanam Pohon Harus Jadi Kesadaran Kolektif Bangsa
"Contohnya seperti disekolah swasta atau internasional mereka setiap guru pasti mewajibkan anak muridnya untuk membaca sehingga mereka mempunyai wawasan yang luas,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia menyoroti jumlah anak yang tidak sekolah terus mengalami kenaikan secara signifikan. Menurutnya, dengan begitu minat literasi membacanya juga akan rendah karena mereka tidak sekolah.
“Berdasarkan data total ada 7 ribu anak yang tidak sekolah perhari ini, berdasarkan statistik memang angkanya menurun, namun angka yang ada sering kali tidak sesuai dengan fakta yang ada dilapangan,” imbuhnya.

















































































