Ikuti Kami

Bung Karno: Perbaikilah Keadaan Sosial Ekonomi

Bung Karno: Dimana ada kemiskinan struktural, di situ komunisme berpeluang berkembang. 

Bung Karno: Perbaikilah Keadaan Sosial Ekonomi
Ilustrasi. Presiden Soekarno saat blusukan.

Jakarta, Gesuri.id - Dibawah Bendera Revolusi jilid II (Jakarta: Panitya Penerbit, 1965) mencatat sudah sejak tahun 1928 Soekarno berpendapat bahwa "sosialisme, sosial-demokrasi, komunisme tentu ada di suatu negeri, jikalau negeri itu susunan pergaulan hidupnya ada kapitalistis". 

Dimana ada kemiskinan struktural, di situ komunisme berpeluang berkembang. 

Baca: Pancasila, Dari Pulau Ende Sampai Lebur Kiamat  

Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika Bung Karno berujar, “Jalannya untuk menghilangkan komunisme ialah perbaikilah sociaal economische omstandigheden—keadaan sosial-ekonomi—ini." 

Konsep keadilan sosial memang telah menjadi salah satu pemikiran filosofis presiden Soekarno: “Keadilan sosial ialah suatu masyarakat atau sifat suatu masyarakat adil dan makmur, berbahagia buat semua orang, tidak ada penghinaan, tidak ada penindasan, tidak ada penindasan, tidak ada penghisapan”.

Dr Timbul Hamonangan Simanjutak SE MA, Divisi Litbang Yayasan Bung Karno, Jakarta, mengatakan indikator ekonomi keadilan sosial menurut Soekarno ada dua. Pertama, tidak adanya kemiskinan di Indonesia. Kedua, tidak adanya kapitalisme lagi di Indonesia.

Soekarno jelas berkata bahwa modal, tenaga kerja, kemahiran, dan kompetensi harusnya dari kekuatan kita sendiri untuk mencapai keadilan sosial.

"Kita belajar ke mana-mana dulu. Ribuan mahasiswa dikirim ke Eropa untuk membangun perekonomian Indonesia dulu waktu Soekarno ada," ungkapnya.

Baca: Bung Karno, PDI Perjuangan Aceh Gelar WEBINAR Pada 17 Juni

Apabila memberdayakan kekuatan di dalam itu dilakukan dengan baik, maka akan menjelma menjadi produksi dalam negeri. Sebab, kekayaan alam kita sendiri telah melimpah ruah.

"Kenapa tidak kita gunakan material bahan baku yang kita punya? Kita kerjain sendiri dengan modal kita sendiri dan tenaga kerja kita sendiri. Kalau itu dilaksanakan dengan baik maka tercapailah yang disebut dengan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," paparnya.

Poinnya, ekonomi berdikari adalah ekonomi yang akarnya adalah kedaulatan rakyat. Kedaulatan rakyat adalah kunci membuka pintu untuk mencapai keadilan sosial.

Keadilan sosial dicapai melalui jalan Trisakti (kedaulatan politik, mandiri secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan).

Tanpa Trisakti, tanpa berdikari, menurut Soekarno, keadilan sosial tidak bisa tercapai.

Jadi, telah digagas oleh Soekarno, suatu ekonomi yang meyakini dengan kemampuan berproduksi, dengan menggunakan modal dalam negeri, tenaga kerja dalam negeri, dengan memanfaatkan pasar yang luas itu. 

Dengan itu semua, maka akan tercapai keadilan sosial berdasarkan Trisakti. (Sumber: @presidensukarno/malangtimes.com)

Quote