Ikuti Kami

Cegah Flu Babi Afrika, Ansy Usulkan Proteksi Wilayah

Flu Babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) adalah virus yang menyerang hewan babi, baik babi hutan yang liar maupun babi lokal.

Cegah Flu Babi Afrika, Ansy Usulkan Proteksi Wilayah
Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema).

Kupang, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema) berdiskusi dengan para dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana, Kupang dalam rangka reses baru-baru ini.  

Diskusi membahas upaya pencegahan penyebaran African Swine Fever (ASF) atau virus demam babi Afrika yang menyerang ratusan, bahkan ribuan ternak babi di Nusa Tenggara Timur (NTT) beberapa bulan terakhir. 

Flu Babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) adalah virus yang menyerang hewan babi, baik babi hutan yang liar maupun babi lokal di peternakan. Virus ini sudah menyebar hingga NTT, khususnya di Pulau Timor. Ribuan babi di NTT mati karena serangan ASF.

Baca: Ansy Ucapkan Selamat Atas Tahbisan Uskup Ruteng

Sebelum menular ke Indonesia, ASF lebih dulu menimpa babi di China, Vietnam dan Timor Leste. 

"Babi di NTT ditularkan melalui babi yang masuk dari Timor Leste. Betul, ada petugas karantina yang siaga di pintu-pintu pelintasan Indonesia-Timor Leste, namun petugas hanya ada di pintu pelintasan formal. Sangat banyak pintu pelintasan yang tidak dijaga, yang disebut "jalur tikus". Konon, ASF di Timor juga berkembang melalui babi yang masuk dari Solo ke Kabupaten Malaka," ungkap Ansy. 

Ansy melanjutkan, sistem peternakan tradisonal di NTT tidak mampu membentengi babi dari ancaman ASF. Pakan (makanan hewan) babi yang tidak melulu bisa dipastikan steril dari virus, serta belum adanya vaksin membuat penularan ASF massif, cepat dan meluas. NTT adalah provinsi dengan jumlah babi terbesar di Indonesia, yakni mencapai 1.8 juta ekor. 

"Jika ancaman Corona Virus direspon dengan sigap oleh otoritas formal negara, tampaknya tidak demikian halnya dengan ASF. Jika untuk menghindari ancaman virus Corona antara lain dilakukan social distancing atau menjaga jarak sosial agar tidak terlalu berdekatan, memakai masker, sanitizer dan menjaga kesehatan tetap prima, maka terhadap ASF mestinya dilakukan proteksi wilayah untuk melokalisir perluasan penyebaran ASF. Tindakan ini yang belum tampak dalam upaya menangani ASF," ujar Ansy.

Ansy melanjutkan, ASF memang  tidak berbahaya bagi manusia. Virus ini hanya menyerang babi. Mengonsumsi daging babi yang terserang virus ini juga tidak menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia. 

"Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa beberapa penyakit manusia dewasa ini bisa bersumber dari binatang. Virus Corona dan rabies bersumber dari binatang. Maka, jangan pernah meremehkan ASF," tegas Ansy. 

Ansy mengungkapkan, pihak yang langsung menderita dampak ASF adalah para peternak babi. Peternak rugi besar. Babi mereka mati sia-sia.

Ada peternak yang memiliki 350 ekor babi, kini tersisa 13 ekor. Itu pun, tidak ada jaminan 13 ekor itu akan bebas dari ASF. Konsumen enggan membeli daging babi karena takut tidak bebas ASF. Kondisi ini memukul para peternak babi. 

"Walau penularan ASF dikatakan lambat, namun karena hingga kini belum ditemukan vaksin atau obat penangkal ASF, maka jika tidak ditangani secara serius, perlahan namun pasti, ASF akan sangat membahayakan. Lebih memprihatinkan lagi, banyak bangkai babi dibuang begitu saja di laut, sungai atau pinggir jalan. Jelas hal ini sangat berbahaya. Bila laut dan sungai terkontaminasi, maka hasil laut dan sungai juga rentan terkontaminasi," ujar Ansy. 

Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang pun  menyarankan agar Kementrian Pertanian (Kementan) sebagai pihak yang memiliki otoritas menyatakan ASF adalah wabah segera mengumumkan hal itu. Alasannya, deklarasi Kementan bahwa ASF adalah wabah membuat semua upaya penanganan ASF akan berpedoman pada pendekatan wabah. 

Baca: Ansy Lema Atasi Kemiskinan NTT dengan Pertanian Lahan Kering

"Tanpa itu, penanganannya akan cenderung konvensional. Butuh sense of crisis dalam hal ini. NTT sudah darurat ASF. Deklarasi ASF adalah wabah akan membantu peternak babi, karena dengan itu perbankan bisa lebih "lunak" dan bisa memberikan kemudahan bagi peternak," ujar Ansy. 

Di akhir pertemuan dan diskusi, Ansy menyampaikan terima kasih kepada Civitas Akademika Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana  yang telah membukakan pintu bagi dirinya untuk bertukar pikiran, menggali permasalahan dan mencari solusi pencegahan ASF. 

"Hasil diskusi langsung saya komunikasikan dengan Kementan, dalam hal ini Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk meminta pihaknya melakukan penanganan serius," ujarnya.

Quote