Ikuti Kami

Gerobak Sampah Lebih Penting dari Mobil Dinas, Wali Kota Hasto Alihkan Anggaran Rp3 Miliar

Langkah berani diambil: alih-alih membeli mobil dinas baru, Hasto justru mengalihkan anggaran Rp3 miliar untuk membeli 600 gerobak sampah

Gerobak Sampah Lebih Penting dari Mobil Dinas, Wali Kota Hasto Alihkan Anggaran Rp3 Miliar
Walikota Yogyakarta Hasto Wardoyo - Foto: Alvin/Gesuri.id

Yogyakarta, Gesuri.id — Di bawah kepemimpinan Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo, kota ini terus berbenah untuk menjadi lebih bersih, sehat, dan beradab. Langkah berani pun diambil: alih-alih membeli mobil dinas baru, Hasto justru mengalihkan anggaran Rp3 miliar untuk membeli 600 unit gerobak sampah.

“Mobil dinas lama masih bagus. Jadi uangnya kami pakai untuk beli gerobak sampah. Sekarang totalnya ada 1.200 unit, supaya petugas bisa menjemput sampah langsung dari rumah ke rumah,” terang Hasto. Gerobak-gerobak ini akan dibagikan ke seluruh RW, terutama di wilayah padat penduduk, kawasan wisata, dan titik-titik rawan sampah.

Kebijakan ini menjadi simbol efisiensi dan komitmen pelayanan publik. Menurut Hasto, langkah tersebut juga sejalan dengan ajaran Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, yang selalu menekankan pentingnya cinta lingkungan dan merawat bumi. 

“Ibu Megawati mengingatkan, mencintai bumi adalah bagian dari tanggung jawab moral dan politik. Kami wujudkan pesan itu lewat kerja konkret,” ujar Hasto saat ditemui Tim Gesuri.id dan Gen Banteng di ruangannya, Balai Kota Yogyakarta, Kamis (30/10). 

Selain itu, Pemkot juga menjalankan normalisasi sungai dan menertibkan keramba serta kandang ternak yang mencemari air. “Kami turunkan alat berat, bersihkan bantaran, dan ajak warga berhenti membuang apa pun ke sungai. Ini bagian dari menjaga air dan kehidupan,” katanya.

Langkah-langkah itu menjadi bukti nyata bahwa di bawah kepemimpinan Hasto Wardoyo, Yogyakarta tak hanya bersih secara fisik, tapi juga semakin kuat dalam membangun kesadaran ekologis.

Ubah Wajah Kota Lewat Gerakan Mas Jos

Kebijakan itu menjadi bagian dari program besar bertajuk Mas Jos (Masyarakat Jogja Olah Sampah) — sebuah gerakan kolektif untuk mengubah perilaku masyarakat terhadap sampah.

“Mas Jos ini bukan cuma soal kebersihan, tapi soal budaya baru. Kami ingin masyarakat sadar bahwa membuang sampah sembarangan sama saja mencemari masa depan,” ujar Hasto di Balai Kota Yogyakarta.

Gerakan Mas Jos memiliki lima langkah utama: memilah sampah sesuai jenis, mengolah sampah organik di rumah, menabung sampah anorganik di bank sampah, menghabiskan makanan tanpa sisa, dan mengurangi plastik sekali pakai.

Pemkot juga menyiapkan Tim Reaksi Cepat (TRC Mas Jos) untuk menjemput sampah besar seperti kasur, kulkas, atau lemari yang sering dibuang ke sungai. “Sekarang warga cukup telepon 0811-7000-55. Petugas kami datang maksimal 2 x 24 jam, gratis,” jelas Hasto.

Dalam sebulan pertama, layanan ini sudah menerima lebih dari 600 laporan. “Ada yang sekadar uji coba, tapi banyak yang betul-betul melapor. Artinya masyarakat mulai peduli,” ujarnya.

Dengan semangat gotong royong dan kesadaran baru, Mas Jos tumbuh menjadi gerakan sosial yang memperlihatkan bagaimana perubahan kecil dari rumah bisa berdampak besar bagi kota dan bumi.

Quote