Ikuti Kami

IPO PIS, Paramitha Ingatkan Keadilan Distribusi BBM-BBG

Dengan IPO, Pertamina diharapkan bisa lebih berkembang dan tetap menjadi tulang punggung ekonomi negara.

IPO PIS, Paramitha Ingatkan Keadilan Distribusi BBM-BBG
Anggota Komisi VII DPR RI, Paramitha Widya Kusuma.

Brebes, Gesuri.id -  Anggota Komisi VII DPR RI, Paramitha Widya Kusuma, mendukung sub holding Pertamina,  PT Pertamina International Shipping (PIS) melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Initial Public Offering (IPO), pada tahun ini.

Dengan IPO, Pertamina diharapkan bisa lebih berkembang dan tetap menjadi tulang punggung ekonomi negara.

“Kalau Menteri BUMN bisa jamin bahwa dengan IPO Pertamina bisa lebih berkembang dan tetap menjadi back bone ekonomi negara, serta distribusi BBM/BBG bisa dijamin tidak akan terganggu, kenapa kita tidak dukung untuk IPO?” kata Paramitha di Brebes, Jumat (7/5).

Baca: Proyek BUMN, Darmadi Ingatkan Patuhi Instruksi Jokowi!

Masalahnya, sambung Paramitha, adalah siapa yang kemudian akan menjamin bahwa penugasan dari pemerintah kepada Shipping Pertamina  untuk mendistribusikan BBM/BBG ke daerah-daerah 3 T (tertinggal, terdepan dan terluar) tetap dapat dijalankan.

Politisi muda PDI Perjuangan itu menilai hal tersebut penting, karena menyangkut hajat hidup orang banyak dan hidup berkeadilan. Sebab dimana pun rakyat Indonesia berada harus mendapatkan hak dan kualitas yang sama akan BBM/BBG. 

Namun demikian,  Paramitha tidak ingin di kemudian hari setelah IPO dilaksanakan, terjadi kegaduhan politik dan sosial karena ada masyarakat yang tidak mendapat hak mendapatkan BBM/BBG  dengan kualitas baik. 

Kemudian, masalah tersebut begitu saja dilemparkan ke Pertamina.

“Karena ini kan programnya Kementrian BUMN.  Apalagi setiap pemegang saham sekalipun minoritas 1 % harus dilindungi kepentingannya,” kata Paramitha.

Paramitha melanjutkan, bisnis di sektor Migas tidak hanya menjadi kepentingan nasional saja. Bisnis migas juga sangat terkait dengan geopolitik dunia.

Baca: Paramitha Desak Pertamina Cari Penyebab Kebakaran Balongan

Sehingga, percaya atau tidak bahwa 70% konflik dunia yang terjadi karena memperebutkan Migas atau energi. Seperti yang terjadi di wilayah Timur Tengah.

"Fakta lainnya, penguasaan pertamina sebagai perusahaan milik negara hanya memiliki 10-15% saja dari produksi nasional Migas di Indonesia, selebihnya dimiliki oleh asing. Oleh karena itu, saya mendorong upaya pengembalian blok-blok minyak yang dikuasai asing ke negara setelah kontraknya terminasi," tegas Paramitha. 

Blok-blok minyak itu  diantaranya Bok Migas West Madura Offshore (WMO) - Kodeco, Cnooc, Pertamina; Blok Migas Mahakam – Total Perancis dan Inpex Jepang; Offshore North West Java; BP, Pertamina; Blok Rokan – Chevron, dan lainnya. 

“Direktorat Hulu Pertamina saat ini sedang terpuruk, namun secara keseluruhan Pertamina dapat diselamatkan oleh kinerja dari Direktorat Pemasaran termasuk Shipping,” kata  Paramitha.

Quote