Ikuti Kami

Jokowi: Tak Mungkin Pemerintah Larang Azan

Presiden meminta kepada siapapun, jangan buat isu yang tidak-tidak yang membuat masyarakat resah.

Jokowi: Tak Mungkin Pemerintah Larang Azan
Presiden Jokowi menghitung sertifikat yang diterima warga saat penyerahan 2.500 sertifikat hak atas tanah, di GOR Sihabudin, Pangkal Pinang, Babel, Kamis (14/3).

Pangkal Pinang, Gesuri.id - Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Karena itu, pemerintah tidak mungkin melarang dikumandangkannya azan, pendidikan agama dihapus, apalagi melegalkan perkawinan sejenis.

Demikian ditegaskan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberikan sambutan pada penyerahan sertifikat hak atas tanah di Gelanggang Olahraga (GOR) Sahabudin, Kota Pangkal Pinang, Provinsi Bangka Belitung, Kamis (14/3).

Baca: Resmikan PIM Muara Baru, Presiden: Tidak Kalah dengan Mall

“Negara kita ini adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, kita ini juga punya norma-norma agama, norma-norma kesusilaan, tata krama sopan santun, ya siapapun presidennya ga mungkin berani melakukan itu,” kata

Karena itu, Kepala Negara yang didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo meminta kepada siapapun, jangan buat isu yang tidak-tidak yang membuat masyarakat resah.

“Marilah kita menggunakan, pemikiran kita, rasionalis kita. Ini engga mungkin, jangan kemakan,” serunya.

Presiden juga mengungkit isu dirinya sebagai bagian dari Partai Komunis Indonesia (PKI). Padahal, menurut Presiden, dirinya lahir tahun 1961 sementara PKI dibubarkan tahun 1965-1966. “Berarti umur baru 4 tahun, masih balita, engga ada PKI balita, itu ga ada, jangan kemakan isu-isu seperti itu,” ujarnya.

Menurut Kepala Negara, kalau sudah masuk ke bulan-bulan politik, banyak sekali kabar-kabar fitnah. Untuk itu, Kepala Negara mengingatkan masyarakat agar berhati-hati dengan ini. Ia meminta masyarakat agar menggunakan hati nurani, jangan karena kabar fitnah, karena kabar hoaks, karena kabar bohong, kita jadi pengaruh dan meresahkan kita semua.

“Marilah kita menggunakan pemikiran akal sehat kita untuk melihat hal-hal seperti ini, saya titip itu aja. Jangan sampai memecah belah kita semuanya, karena kabar bohong kabar hoaks, kabar fitnah, yang banyak sekali di media sosial,” tutur Kepala Negara.

Baca: Presiden: Ganti Ideologi Negara Harus Berhadapan dengan NU

Presiden Jokowi menegaskan sekali lagi, bahwa aset terbesar bangsa ini adalah persatuan, aset terbesar bangsa ini adalah kerukunan, aset dan modal kita ini adalah persaudaraan, ukhuwah baik ukhuwah Islamiyah ukhuwah wathaniyah kita.

“Inilah yang harus kita jaga bersama-sama,” pungkasnya.

Quote