Ikuti Kami

Kang Hasan: Kemiskinan Bukan Pemicu Radikalisme & Terorisme

TB Hasanuddin: Jadi, pemahaman radikalisme dan terorisme bukan antara miskin dan kaya lagi.

Kang Hasan: Kemiskinan Bukan Pemicu Radikalisme & Terorisme
Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Tubagus (TB) Hasanuddin.

Sumedang, Gesuri.id - Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Tubagus (TB) Hasanuddin menegaskan kemiskinan dan pendidikan bukan pemicu munculnya paham radikalisme dan terorisme di Indonesia.

Baca: Tangkal Radikalisme, TB Hasanuddin Gelar Sosialisasi 4 Pilar

Pria yang akrab disapa Kang Hasan ini mengatakan kemiskinan dan pendidikan bukan sumber akar masalah paham radikalisme dan terorisme. Dia mencontohkan Noordin M Top, seorang teroris yang bertanggung jawab atas empat kasus bom bunuh diri di Indonesia, merupakan orang yang berkantong tebal.

Selain Noordin, kata dia, ada juga teroris yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi. Salah satunya, dosen nonaktif Institut Pertanian Bogor (IPB) Abdul Basith.

“Jadi, pemahaman radikalisme dan terorisme bukan antara miskin dan kaya lagi, ” kata Hasanuddin di Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sumedang, Kamis (19/12).

Hasanuddin menilai, ajaran Islam tidak mengajarkan paham radikalisme. Apalagi pada saat era Nabi Muhammad SAW. 

Radikalisme muncul, lanjutnya, saat agama dijadikan bahan untuk dipolitisir. Agama dijadikan alat  oleh kelompok yang memiliki kepentingan tertentu.

“Pengertian jihad itu adalah berjuang, bukan berarti jihad itu harus memotong kepala orang lain atau siap membunuh orang lain, saya kira ada cara-cara lain untuk berjihad,” ucapnya.

Hasanuddin menegaskan, dari pengamatannya yang pernah  menangani radikalisme beberapa tahun silam, ia menilai jika kelompok yang sering berucap dan berteriak jihad tidak paham tentang esensi jihad itu sendiri. Pemahaman kelompok tersebut salah kaprah dan tidak cocok mengartikan kata jihad.

Baca: Kang Hasan Serukan Lawan Teroris Paska Rusuh Mako Brimob

“Anda memilih menjadi wartawan itu juga sudah jihad, jihad untuk kepentingan keluarga dan negara. Namun, jika jihad dengan cara memasang bom itu merupakan pemahaman yang harus kita luruskan, ” tuturnya.

Lebih lanjut, tambah TB, pihaknya mennyebut ada beberapa cara yang ampuh untuk mengantisipasi paham radikalisme.

“Cara yang paling ampuh adalah diberikan pendalaman, pencerahan kepada masyarakat dalam menafsirkan dan mengatasi masalah itu dengan benar, kita hidup itu tidak sendirian,” paparnya.

Quote