Ikuti Kami

Kent Desak Anies Masifkan Sosialisasi Prokes COVID-19

Sangat berbahaya jika Pemprov DKI Jakarta tidak melakukan sosialisasi yang masif kepada warga tentang bahayanya COVID-19.

Kent Desak Anies Masifkan Sosialisasi Prokes COVID-19
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Hardiyanto Kenneth.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Hardiyanto Kenneth meminta Pemprov DKI Jakarta harus lebih masif dan fokus dalam melakukan sosialisasi protokol kesehatan (prokes) COVID-19.

Menurut pria yang kerap disapa Kent itu menambahkan, sangat berbahaya jika Pemprov DKI Jakarta tidak melakukan sosialisasi yang masif kepada warga tentang bahayanya COVID-19, dan cara melaksanakan protokol kesehatan yang baik dan benar.

"Saya meminta kepada Pemprov DKI Jakarta agar lebih masif dan serius dalam sosialisasi protokol kesehatan COVID-19 ke warga. Hasil temuan saya di masyarakat bawah, masih banyak yang tidak tahu apa itu COVID-19, akibatnya serta cara pencegahannya," kata Kenneth dalam keterangannya, Selasa (13/10).

Kent berharap para ASN tetap semangat untuk sosialisasi, dan edukasi tentang bahaya COVID-19.

Baca: Koster: Bali Terpilih Jadi Prioritas Penanganan Covid-19

"Serta cara pencegahannya dibandingkan semangat untuk memberikan sanksi kepada masyarakat Jakarta," ujar Kent.

Ia menegaskan, PSBB Transisi tidak bermakna melonggarkan protokol kesehatan COVID-19, akan tetapi harus lebih disiplin dalam menjalankannya.

"Jadi jangan salah persepsi soal kelonggaran menarik rem darurat beralih ke PSBB Transisi. Seharusnya Masyarakat harus lebih sadar, dan disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan COVID-19 agar tidak terjadi peningkatan kasus COVID-19 di DKI Jakarta," tegasnya.

Seperti diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan untuk melonggarkan rem darurat, sejumlah fasilitas umum yang semula tidak diizinkan beroperasi, kini mulai diberi kelonggaran.

Namun, ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi oleh para pengelola fasilitas umum seperti restoran, kafe, perkantoran, tempat olahraga, hingga masjid, untuk dapat beroperasi kembali.

Kent mengingatkan jangan sampai semuanya sampai terlena dalam penerapan PSBB Transisi ini, sehingga muncul kembali perilaku masyarakat yakni berkumpul di keramaian, dan tidak menerapkan protokol kesehatan sehingga menimbulkan klaster baru.

Selain itu, Pemprov DKI Jakarta harus bisa memberdayakan RT-RW yang menjadi garda terdepan untuk melakukan sosialisasi di permukiman warga tentang bahayanya COVID-19 tersebut.

"Wajib berdayakan RT dan RW di setiap wilayah, agar bisa lebih terukur dan tepat sasaran dalam pengetatan warga yang berada di zona merah COVID-19. Jadi jika ada warga yang positif terpapar COVID-19, langsung bisa lakukan lockdown lokal, tracing dan bisa melakukan penyuluhan tentang bahayanya COVID-19," tuturnya.

Kent juga menyikapi soal dibuka kembali baik tempat rekreasi, restoran, cafe dan tempat olahraga di Jakarta. Hal tersebut perlu diwaspadai secara serius tentang penyebaran virus COVID-19 meskipun para pengelola sudah melakukan protokol kesehatan secara ketat.

Baca: Prokes Covid, Banteng Sumut Bentuk Tim Penegak Disiplin

Sosialisasi di transportasi umum, restoran, cafe, tempat olahraga dan tempat rekreasi harus jelas dan terukur. Pemprov DKI harus benar-benar jeli dan serius dalam menjalankan PSBB Transisi ini," sambung Kent.

Kent juga kembali mengusulkan kepada Pemprov DKI Jakarta untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di Jakarta, khususnya di transportasi umum. Ia meminta agar Pemprov DKI harus melakukan sosialisasi yang lebih intens dan massif, dibandingkan melakukan upaya untuk menghukum masyarakat.

"Saya juga meminta supaya pengusaha transportasi umum,restoran atau cafe, tempat olahraga dan pengusaha adverstising bisa bekerja sama dan mendukung upaya Pemprov DKI Jakarta, untuk memasang iklan-iklan imbauan di billboard pinggir jalan, di dalam transportasi umum, di dalam restoran atau cafe dan tempat olahraga dengan harapan bisa memberikan doktrin, dan edukasi yang jelas kepada masyarakat umum tentang bahaya COVID-19 serta pencegahannya. Karena transportasi umum, restoran atau cafe, tempat olahraga sangat rawan penyebarannya," kata Kent.

Quote