Ikuti Kami

Megawati Singgung Perang Rusia vs Ukraina: Pemimpin Harus Ksatria

Megawati menegaskan bahwa pemimpin itu harus punya ciri dan cara berpikir yang kokoh dan ksatria.

Megawati Singgung Perang Rusia vs Ukraina: Pemimpin Harus Ksatria
Presiden kelima RI, Prof. Dr. HC. Hj. Megawati Soekarnoputri.

Jakarta, Gesuri.id - Presiden kelima RI, Prof. Dr. HC. Hj. Megawati Soekarnoputri menyinggung perang Rusia dengan Ukraina untuk menggambarkan sosok karakter pemimpin ksatria yang mesti dipelajari.

Putri Proklamator Kemerdekaan RI, Ir. Soekarno (Bung Karno) itu menegaskan bahwa pemimpin itu harus punya ciri dan cara berpikir yang kokoh dan ksatria.

Sebelum itu, Megawati menyinggung pertempuran antara Rusia dan Ukraina sebagai contoh untuk dipelajari.

Baca: Megawati Minta Polri Mengevaluasi Diri

"Ini yang namanya Rusia dan Ukraina kalau saya katakan bukan perang. Battle saja. Kalau saya lihatin saja. Menurut saya seorang pemimpin itu cara berpikir. Aksi reaksi supaya tidak salah berpikirnya," ujar Megawati di Gedung Lemhanas RI, Sabtu (20/5).

Megawati lantas menyinggung Presiden Ukraina, yang justru dalam perang melawan Rusia mencari dukungan ke negara-negara lain, khususnya Amerika Serikat dan Uni Eropa.

"Lha Presiden Zelenskyy (Volodymyr Zelenskyy) itu kok cari dukungan kemana-mana. Tidak langsung (lawan). Kalau saya selalu bilang, hadapi itu yang ksatria. Begitu kalau saya selalu ngomong sama anak-anak saya (kader PDI Perjuangan, red)," jelas Megawati.

Megawati pun meminta Indonesia sebagai sebuah bangsa harus mempersiapkan diri dengan baik. Baik dalam menghadapi persoalan nasional, maupun masalah global.

"(Dengan cara berpikir yang kuat) kita bisa mempersiapkan diri kita, diri bukan orang per orang, tapi sebagai bangsa mempersiapkan secara nasional dan juga internasional. Karena kalau tidak begitu bagaimana kita," tegas Megawati.

Ia juga menyebut para Jenderal TNI dan Polri, agar benar-benar memiliki jiwa kepemimpinan yang memperhatikan anak buah. Apalagi Megawati adalah mantan panglima tertinggi negara (Presiden ke-5 RI, red) yang tentunya memegang komando.

Ia mengatakan, ketika menjadi Presiden, pangkat, bintang, dan medali itu ditempelkan di baju kebesaran yang menjadi simbol sebagai pimpinan.

Baca: Megawati Ingatkan Kesejahteraan Prajurit TNI

"Bahwa itu sebuah penghargaan, thank you. Tapi bukan itu. Bukan itu modal dasar kita sebagai sebuah bangsa. Jangan dong. Saya bilang kepada para jenderal itu," kata Megawati.

"Coba para jenderal-jenderal itu, pakaian saya juga pernah panglima tertinggi lho. Saya ngomong begini supaya inget juga. Eling. Kalian bisa begitu (dihormati sebagai pemimpin, red) karena siapa? Karena ada anak buah. Tolong benar-benar anak buah diurus. Anak buah itu diurus buanget. Karena apa? Kalau enggak ada yang ngomong siap Ndan, siap Ndan. Ya kayak gini aja jadinya," tukas Megawati.

Bukan hanya bagi para petinggi TNI, Megawati juga menyinggung Polisi yang harus memperhatikan anak buah.

"Tolong deh. Saya melihat soalnya. Polisi juga. Kalau sudah jadi jenderal, anak buahnya itu diurus. Jangan sampai mati keleleran. Saya selalu bilang mana ada jenderal yang mati di depan perang. Enggak ada. Yang ada anak buah. Kenapa? Saya ini dulu presiden lho DOM Aceh itu saya sama panglima ngomel terus," tegas Megawati.

Quote