Ikuti Kami

Minim Pendidik Vokasi, Datangkan Dosen Asing Dianggap Wajar

Pemerintah sendiri kan memang menginginkan terjadinya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya pendidikan vokasi.

Minim Pendidik Vokasi, Datangkan Dosen Asing Dianggap Wajar
Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Sofyan Tan

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi X DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Sofyan Tan mendukung upaya pemerintah untuk mendatangkan 200 dosen asing ke Indonesia. Dia mengatakan hal tersebut merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia khususnya di bidang vokasi.

Sofyan mengatakan, pendidikan vokasi yang ada di Indonesia saat ini masih terbilang masih lemah dan kalah saing dari negara-negara lainnya seperti Jerman dan Australia. Padahal menurutnya, pendidikan vokasi sangat penting untuk meningkatkan sumber daya manusia.

"Pemerintah sendiri kan memang menginginkan terjadinya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya pendidikan vokasi. Dan saya kira untuk menjawab tantangan pembangunan kita kedepan ini harus menjadi prioritas," ucap Sofyan, Senin (23/4).

Politisi PDI Perjuangan ini menilai menjadi pendidik vokasi bukanlah perkara yang mudah. Pasalnya, dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk menjadi pendidik.

"Berkualitas yang dimaksud itu yang tidak hanya meguasai akademis saja, tapi juga mampu menjalankan praktik-pratiknya," ujarnya.

Selama ini Sofyan melihat pendidik vokasi yang ada di Indonesia belum mampu memenuhi standar kualitas yang dimaksud. Hal tersebut terlihat dari masih banyaknya jumlah angka pengangguran lulusan SMK/SMA.

Menurutnya, pendidik vokasi harus mampu mempersiapkan SDM yang bisa siap pakai. Namun pada kenyataannya, hal ini masih belum mampu mencapai sasaran yang diharapkan.

"Seharusnya kan mempersiapkan SDM yang bisa siap pakai, tapi ternyata lulusannya tidak siap, malahan kita ketinggalan dan menambah jumlah pengangguran," ucap anggota DPR RI dapil Sumatera Utara ini.

Disinggung mengenai banyaknya penolakan terhadap adanya dosen asing di Indonesia. Sofyan hanya mengatakan kalau itu hanya masalah kecemburuan sosial semata. Pasalnya, pengajar asing yang nantinya masuk ke Indonesia mendapatkan gaji yang terbilang cukup besar dibandingkan kebanyakan pengajar di Indonesia.

"Kan yang diundang itu pengajar S3 dan profesor dari luar negeri dengan gaji 30-60 juta. Itu sebenarnya kalau di sana hitungannya kecil, cuma kan kalau dibandingkan di sini jadinya jomplang. Nah, ini yang jadi kecemburuan," paparnya lebih lanjut.

Namun Sofyan tetap mewanti-wanti Pemerintah untuk tidak asal merekrut dosen asing apalagi dengan bayaran yang dianggap tinggi jika kualitasnya setara atau malah di bawah kualitas dosen lokal.

Quote