Ikuti Kami

My Esti: Harmonis Versi RUU Ketahanan Keluarga Berbahaya!

"Di situ ada rasa, problematika, cinta dan di situ ada toleransi".

My Esti: Harmonis Versi RUU Ketahanan Keluarga Berbahaya!
Anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR My Esti Wijayati. (Elva Nurrul Prastiwi)

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR My Esti Wijayati mengatakan, dalam rumah tangga sudah terbangun beberapa hal yang tidak bisa diatur dengan undang-undang. 

Hal itu dikatakan My Esti dalam rapat harmonisasi Rancangan Undang-Undang Ketahanan Keluarga di komplek Parlemen, Jakarta, Kamis (12/11).

Baca: Anies Lalai, Wa Ode: Pendidikan Budaya Penting Saat Pandemi 

"Di situ ada rasa, problematika, cinta dan di situ ada toleransi," ujar Esti. 

Politisi PDI Perjuangan itu mencontohkan, anggota keluarganya terdiri dari beberapa agama, dimana dirinya seorang Katolik, menantunya Islam, dan keluarga suaminya beragama Kristen.

Meski berbeda keyakinan, kata Esti, dirinya dan anggota keluarga lainnya tidak mengalami persoalan dengan hal tersebut. 

"Tetapi kalau kemudian ada pengaturan, semuanya berlindung penguatan agama, iman dan takwa. Justru kami khawatir, sesuatu yang sudah terbangun di Republik yang berideologi Pancasila kemudian menimbulkan perpecahan atau ketidaknyamanan di dalam negeri atas nama harus satu agama misalnya," paparnya. 

"Karena bicara harmonis dalam keluarga, yang saya tangkap di dalam undang-undang ini harus sama. Ini yang berbahaya," sambung Esti. 

Baca: Junimart Puji Aksi Nyata Mendagri Wujudkan Pilkada Sehat

Menurut Esti, persoalan yang dihadapi bangsa ini yaitu pemahaman Pancasila, di mana upaya penguatan Pancasila lebih dominan pada nomor satu saja yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. 

"Tumbuhnya radikalisme dan tidak setuju Pancasila itu mulai tumbuh dari keluarga. Tapi saya tidak menangkap bahwa hal-hal yang tertuang dalam undang-undang ini tidak bicara soal itu, sama sekali tidak menyentuh," papar Esti. 

Diketahui, RUU Ketahanan Keluarga diusulkan oleh empat anggota Dewan dari tiga fraksi, yaitu Sodik Mudjahid dari Fraksi Gerindra, Ali Taher dari Fraksi PAN, serta Ledia Hanifa dan Netty Prasetyani dari Fraksi PKS.

Quote