Jakarta, Gesuri.id - Ide brilian para pemimpin muda TNI salah satunya oleh Laksamana Pertama TNI Arif Badrudin menuai pujian dari Anggota Komisi I DPR RI Junico Siahaan.
Nico menyebut ide yang disampaikan Arif Badrudin pada Program Pendidikan Pimpinan Nasional (P3N) XXV dan Program Pemantapan Pimpinan Nasional (P4N) LXVIII Tahun 2025 yang menyinggung pentingnya strategi geopolitik dan pengembangan teknologi AI itu merupakan refleksi munculnya pemikir-pemikir muda berwawasan internasional.
Laksamana Pertama Arif Badrudin yang merupakan perwira tinggi TNI lulusan S3 berbicara soal strategi geopolitik Indonesia dalam acara pembekalan peserta Program Pendidikan Pimpinan Nasional (P3N) XXV dan Program Pemantapan Pimpinan Nasional (P4N) LXVIII Tahun 2025, beberapa waktu lalu.
Arif membuka pertanyaannya dengan merujuk pada studi geopolitik yang ia pelajari dan mengusulkan Indonesia dapat kembali memimpin di panggung dunia yang kian terpolarisasi. Menurut Arif, Indonesia dapat memanfaatkan kehadiran Danantara.
Secara spesifik, Arif yang merupakan lulusan S3 di bidang AI menyarankan agar 20 persen investasi dari lembaga dana abadi Danantara dialokasikan ke negara-negara non-blok dalam bentuk teknologi AI.
Arif pun menyarankan agar generasi muda Indonsia diperkenalkan oleh AI dan Fintech. Dengan demikian, ia berharap anak muda dapat membuka industri-industri start up di negara-negara non block. Video Arif saat berbicara soal hal ini viral di media sosial, di mana saat itu juga terlihat Wapres Gibran Rakabuming Raka yang mendapat pertanyaan dari Arif terkait Danantara.
“Kita apresiasi pemikir-pemikir muda yang berwawasan geopolitik internasional. Mereka membawa cara pandang baru yang sangat dibutuhkan untuk memperkuat posisi Indonesia di tengah dinamika global yang terus berubah,” ujar Junico dalam keterangan resminya, Jumat (22/8/2025).
Legislator Fraksi PDI-Perjuangan tersebut menegaskan Indonesia membutuhkan pemimpin masa depan yang tidak hanya mampu mengelola urusan dalam negeri, tetapi juga memiliki visi besar untuk menjadi aktor perdamaian di kawasan maupun tingkat internasional.
“Poin utama kita adalah mendorong lahirnya pemimpin dengan visi besar yang ingin menjadikan Indonesia sebagai aktor perdamaian dunia. Untuk itu, diplomasi harus diperkuat,” tuturnya.
Pria yang akrab disapa Nico Siahaan itu mengatakan, Indonesia perlu menyiapkan diplomat-diplomat muda yang mumpuni. “Yang tidak hanya mengerti teori, tapi juga aktif terlibat langsung dalam aktivitas perdamaian global,” lanjutnya.
Menurut Nico, Indonesia memiliki sejarah panjang dalam diplomasi non-blok dan kerja sama internasional berbasis perdamaian. Dia berpandangan sejarah ini harus terus dihidupkan dan dikembangkan melalui regenerasi kepemimpinan.
“Kita tidak bisa lagi mengabaikan pentingnya regenerasi dalam diplomasi,” tegas Nico.
Anggota Komisi di DPR yang membidangi urusan luar negeri dan pertahanan itu juga melihat platform seperti P3N dan P4N sebagai ruang strategis untuk memperkuat kapasitas calon-calon pemimpin nasional dalam memahami politik luar negeri. Selain itu, kata Nico, juga berkenaan dengan teknologi strategis, serta geopolitik modern.
“Kita tidak bisa lagi mengabaikan pentingnya regenerasi dalam diplomasi. Dunia ke depan membutuhkan aktor-aktor muda dari Indonesia yang bisa berbicara setara di panggung internasional, baik dalam isu perdamaian, iklim, keamanan digital, maupun teknologi,” tandasnya.
Dengan dinamika global yang semakin kompleks dan penuh tantangan, Nico menegaskan pentingnya Indonesia mengambil peran lebih besar.
“Komisi I DPR RI berkomitmen untuk terus mendorong kebijakan luar negeri yang inklusif, adaptif, dan berbasis inovasi demi menjaga kedaulatan sekaligus memperkuat kontribusi Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia,” tutup Nico.