Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VII DPR-RI dari Fraksi PDI Perjuangan Paramitha Widya Kusuma meminta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif untuk membuat langkah nyata dalam mengatasi defisit neraca perdagangan di sektor energi yang ‘diderita’ Indonesia.
Baca: Gus Falah Ingatkan Bahaya Defisit Perdagangan Energi
Paramitha menegaskan, tidak berbanding lurusnya produksi minyak nasional dengan kebutuhan nasional menyebabkan defisit perdagangan di sektor energi yang harus menjadi perhatian Kementerian ESDM.
Hal itu dikatakan Paramitha dalam Rapat Kerja (Raker) Komisi VII DPR dengan Menteri ESDM di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (27/11).
“Persoalan defisit harus menjadi perhatian serius, mengingat kita dibenturkan dengan diratifikasinya Paris Agreement,” ungkap Paramitha.
Selain itu, lanjut Paramitha, Indonesia juga dibenturkan dengan proses waktu yang lama untuk meningkatkan lifting migas nasional. Sedangkan, iklim investasi di Indonesia belum bersahabat.
“Dan saya pernah mendengar, bapak Menteri mengatakan bahwa bapak sangat optimis akan menyelesaikan hal ini dalam lima tahun ke depan. Jadi mohon diungkapkan apa langkah nyata dalam mengatasi defisit ini,” ujar Paramitha.
Baca: Jokowi Minta Menteri di Kemenko Kemaritiman Tekan Defisit
Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada September 2019 defisit sebesar 160,5 juta dolar AS.
Defisit yang terjadi ini disebabkan oleh defisit sektor migas sebesar 761,8 juta dolar AS. Salah satunya ditunjukkan dengan penurunan ekspor minyak mentah hingga 33 persen.