Jakarta, Gesuri.id - Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto mengingatkan pemerintah tidak tergesa-gesa dalam memberikan gelar pahlawan nasional, khususnya terhadap Presiden ke-2 RI Soeharto.
Menurut Hasto, gelar pahlawan nasional merupakan penghargaan tertinggi negara yang harus diberikan kepada sosok yang benar-benar menjadi teladan tanpa memiliki catatan kelam terhadap kemanusiaan.
Baca: Ganjar Pranowo Tegaskan Demokrasi Harus Dirawat Dengan Baik!
“Pesan Ibu Megawati Soekarnoputri sangat jelas dan tegas, jangan mudah memberikan gelar pahlawan. Karena gelar itu adalah simbol penghargaan tertinggi bagi mereka yang memperjuangkan nilai kemanusiaan dan tidak menghianati rakyatnya sendiri,” ujar Hasto di Blitar, Sabtu (1/11).
Ia menegaskan bahwa seorang pahlawan sejati adalah figur yang mampu menjadi inspirasi bagi seluruh anak bangsa.
“Pahlawan harus memiliki kepeloporan dan dedikasi bagi rakyat, bukan yang justru menindasnya,” ucapnya.
Hasto juga menekankan pentingnya mempertimbangkan pandangan publik dan kalangan akademisi dalam proses penentuan gelar tersebut.
“Banyak perguruan tinggi dan tokoh bangsa memberikan catatan tentang rekam jejak sejarah. Itu harus dihargai agar keputusan negara benar-benar objektif,” katanya.
Baca: Ganjar Pranowo Ajak Kader Banteng NTB Perkuat Nilai Perjuangan
Ia menambahkan, perjuangan Bung Karno dan para pendiri bangsa telah memberikan arah yang jelas dalam membangun negara dengan semangat kemanusiaan universal dan anti-penindasan.
“Kita harus menjaga kemurnian makna kepahlawanan. Jangan sampai simbol itu kehilangan nilai moralnya,” pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengusulkan nama Soeharto sebagai salah satu dari 40 tokoh penerima gelar pahlawan nasional, bersama Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan aktivis buruh Marsinah. Namun, penolakan terhadap rencana pemberian gelar tersebut sudah lama muncul dalam berbagai forum diskusi dan aksi unjuk rasa.

















































































