Ikuti Kami

Pertahankan LP2B, Ipuk Gelar Festival Padi

Festival Padi sebagai semangat mempertahankan lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B).

Pertahankan LP2B, Ipuk Gelar Festival Padi
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas.

Banyuwangi, Gesuri.id - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur menggelar Festival Padi sebagai semangat mempertahankan lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B).

Festival Padi digelar di lahan pertanian seluas 3 hektare, tepatnya di Dusun Rembang, Desa Banjar, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan ketat dan menggunakan aplikasi PeduliLindungi, sesuai yang diatur dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri.

"Banyuwangi sudah dikenal sebagai salah satu lumbung padi. Festival Padi ini menanamkan semangat kepada kami, baik pemerintah daerah maupun pemerintah desa untuk mempertahankan lahan pertanian pangan berkelanjutan," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas.

Baca: Bupati Sri & Evita Nursanty Salurkan Bantuan Untuk IKM

Bupati Ipuk mengapresiasi Desa Banjar yang telah memiliki peraturan desa yang mengatur pemanfaatan lahan efektif di areal pertanian maupun perkebunan.

Berdasarkan peraturan Desa Banjar, kawasan pertanian di desa yang bisa digunakan untuk lahan efektif (bangunan tertutup) hanya satu persen dari lahan yang ada, sementara di kawasan perkebunan, maksimal 5 persen dari lahan yang ada.

"Saya mengapresiasi Desa Banjar, semoga kawasan ini tetap terjaga. Saya titip ya Pak Kades," kata Bupati Ipuk kepada Kades Banjar Sunandi yang juga hadir dalam acara Festival Padi.

Lahan pertanian di area ini disulap menjadi arena festival yang menarik. Di lahan itu ditunjukkan rangkaian proses dan menanam padi secara tradisional maupun modern. Masyarakat diperlihatkan bagaimana petani membajak sawahnya secara manual menggunakan kerbau maupun secara modern menggunakan mesin traktor, termasuk cara memanen padi.

"Festival padi adalah cara kita memberikan dukungan di sektor pertanian. Sektor pertanian adalah penyumbang perekonomian Banyuwangi terbesar saat ini, dengan kontribusinya sekitar 30 persen," tutur Ipuk.

Di kawasan ini, juga dilengkapi jogging track. Selama ini Desa Banjar dikenal sebagai lokasi penggemar sepeda dan kerap menjadi spot foto.

"Dengan dipermak sedikit dan ditambahi jogging track, bisa lebih banyak dikunjungi masyarakat yang ujungnya bermanfaat ekonomi bagi warga setempat," kata Ipuk.

Festival Padi juga menghadirkan ritual adat masyarakat agraris di Banyuwangi. Mulai tari Dewi Sri, tradisi kebo-keboan, hingga tari Gandrung Galengan (pematang sawah). Aksi para penari gandrung yang menari di sepanjang pematang sawah berhasil memukau para pengunjung yang hadir.

Berlatar hamparan sawah terasering yang hijau, ratusan penari Gandrung dalam balutan busana merah menyala menampilkan keindahan gerak tari.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi Arief Setyawan mengatakan festival ini memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya milenial, bagaimana cara budi daya padi secara benar.

"Ini bentuk konsistensi kami menyiapkan lahan padi di Banyuwangi. Kami juga ingin mempertahankan prestasi Banyuwangi sebagai salah satu lumbung padi nasional," ujarnya.

Baca: Ipuk: Desa Wisata Salah Satu Garda Depan Pembangunan

Katanya, Dinas Pertanian dan Pangan akan terus melakukan pendampingan, khususnya terkait pertanian organik.

"Kami harapkan kawasan ini bisa menjadi embrio destinasi wisata baru di Banyuwangi. Kami ingin menjadikan Desa Banjar sebagai destinasi wisata pertanian organik," kata Arief, menambahkan.

Ia menambahkan luasan tanam padi di Banyuwangi hingga 30 Agustus 2021 telah terealisasi 118.419 hektare, dari target awal seluas 114.332 hektare.

Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Pangan, pada 2020 Banyuwangi menghasilkan 794.114 ton gabah kering giling (GKG) atau setara 498.307 ton beras. Adapun tingkat konsumsi beras sebesar 165.410 ton, sehingga pada 2020 terdapat surplus 332.895 ton beras.

Memasuki masa Januari-Maret 2021, data Dinas Pertanian dan Pangan mencatat produksi GKG Banyuwangi sebanyak 158.892 ton atau setara 99.705 ton beras. Adapun tingkat konsumsi Januari-Maret 2021 sebesar 41.415 ton, sehingga terdapat surplus 58.290 ton beras.

Quote