Ikuti Kami

Pramono Terkenang Pesan Sang Ayah: Kamu Jangan Korupsi, Kalau Masih Kurang, Kerja

Pramono menitikkan air mata saat menyampaikan pesan sederhana namun bermakna dari sang ayah.

Pramono Terkenang Pesan Sang Ayah: Kamu Jangan Korupsi, Kalau Masih Kurang, Kerja
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung.

Jakarta, Gesuri.id - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengenang pesan mendiang ayahnya tentang integritas dan kerja keras saat menggelar tasyakuran atas terbitnya buku biografi dirinya berjudul “Panggung Depan Panggung Belakang” di Balai Kota Jakarta, Rabu (6/8/2025).

Dalam momen penuh haru tersebut, Pramono menitikkan air mata saat menyampaikan pesan sederhana namun bermakna dari sang ayah.

“Saudara-saudara sekalian, yang terakhir yang ingin saya sampaikan adalah, saya mengutip kata-kata dari bapak saya. Bapak saya guru, akhirnya menjadi kepala sekolah. Saya enggak pernah lupa (pesan bapak) dalam hidup saya ‘kamu jangan korupsi, kalau masih kurang, kerja.’ Itu betul-betul saya lakukan,” tegas Pramono.

Di awal sambutannya, Pramono juga mengenang masa-masa dirinya tidak dikenal publik karena perannya yang selama ini lebih banyak berada di balik layar pemerintahan. 

Ia menyebutkan bagaimana hubungannya dengan Wakil Gubernur Rano Karno atau yang akrab disapa Bang Doel, mencair sejak awal.

“Ketika saya dengan Bang Doel (Wakil Gubernur Rano Karno) dijodohkan, langsung klik, tetapi saya bagian fotoin di car free day. Jadi orang minta foto ke Bang Doel, saya yang fotoin. Saya menikmati itu. Ini awal-awal karena sudah terlalu lama ada di panggung belakang, tidak pernah di panggung depan,” ucap Pramono di hadapan para tamu yang hadir.

Buku “Panggung Depan Panggung Belakang” mengisahkan perjalanan hidup Pramono Anung dalam lima babak kehidupan, mulai dari perannya sebagai suami dan ayah, hingga sebagai pelayan negara, baik di balik layar maupun saat ini di panggung depan sebagai Gubernur Jakarta.

Pramono mengaku, posisi sebagai gubernur merupakan bagian dari kejutan hidup yang tidak pernah ia duga sebelumnya. Meski kini berada di tampuk kepemimpinan, ia tetap berkomitmen untuk bekerja inklusif, tanpa memandang latar belakang politik atau dukungan.

“Saya tidak pernah membedakan orang yang mendukung saya atau tidak. Sama sekali tidak. Karena saya ingin bekerja dalam orkestrasi yang bisa memberikan kenyamanan, kegembiraan bagi kita semua,” ujar Pramono.

Acara tasyakuran tersebut menjadi ajang refleksi pribadi sekaligus apresiasi terhadap perjalanan panjang Pramono Anung dalam dunia politik dan pemerintahan—dari panggung belakang hingga kini tampil memimpin di panggung depan.

Quote