Ikuti Kami

Pramono Ungkap Alasan Dorong BUMD DKI Bisa Melantai di Bursa Atau IPO

Apabila BUMD Jakarta bisa segera IPO, maka pengawasan terhadap pengelolaan perusahaan dapat dilakukan secara langsung oleh masyarakat.

Pramono Ungkap Alasan Dorong BUMD DKI Bisa Melantai di Bursa Atau IPO
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung.

Jakarta, Gesuri.id - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengungkapkan alasan mengapa dirinya selalu mendorong Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jakarta untuk bisa melakukan initial public offering (IPO) atau melantai di bursa.

Menurut Pramono, apabila BUMD Jakarta bisa segera IPO, maka pengawasan terhadap pengelolaan perusahaan dapat dilakukan secara langsung oleh masyarakat tanpa harus melewati alur birokrasi tertentu.

“Saya orang yang meyakini bahwa pengawasan publik itu akan jauh lebih baik dibandingkan dengan pengawasan yang bersifat birokrasi ataupun [melalui] siapapun yang ditunjuk menjadi komisaris di tempat itu,” kata Pramono kepada para wartawan di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (31/7/2025).

Pramono menyebut, saat ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta telah mendorong sejumlah BUMD di Jakarta seperti Bank Jakarta dan PAM Jaya untuk bisa segera go public.

Ia meyakini, BUMD-BUMD lainnya di Jakarta juga bisa segera menyusul Bank Jakarta dan PAM Jaya untuk melakukan persiapan menuju IPO.

“Sekarang sudah dalam persiapan [IPO] dan secara resmi kami sudah mengirim surat juga kepada DPRD, yaitu Bank Jakarta dan PAM JAYA. Apakah [BUMD] yang lain bisa? Nanti pasti bisa,” tuturnya.

Politikus PDI Perjuangan itu menjelaskan, proses untuk melakukan IPO saat ini relatif lebih mudah untuk dikerjakan, sebab sekarang sudah memasuki era keterbukaan. Ketika sudah melakukan IPO, Pramono mengatakan nantinya BUMD Jakarta tidak boleh lagi dijalankan hanya untuk kepentingan jangka pendek.

Ia mencontohkan, ke depannya tidak akan ada lagi BUMD yang dibentuk untuk penugasan tertentu, seperti misalnya PT Jakarta Propertindo (JakPro) yang ditugaskan untuk mengelola kawasan Jakarta International Stadium (JIS) atau Velodrome Rawamangun.

“Saya meyakini, karena eranya sudah era keterbukaan, dan sekarang ini namanya restrukturisasi juga bukan sesuatu yang terlalu sulit, saya tidak mau lagi ada BUMD yang dibuat hanya untuk kepentingan jangka pendek,” terang Pramono.

“Sehingga dengan demikian salah satu hal, maka tidak ada lagi misalnya penugasan JakPro untuk [mengelola] JIS, JakPro untuk [mengelola] Velodrome,” lanjutnya.

Quote