Jakarta, Gesuri.id - Ketua DPR RI Puan Maharani menegaskan dukungannya terhadap kehadiran Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih sebagai bagian dari upaya membangun bangsa dan memperkuat ekonomi kerakyatan.
Ia berharap koperasi ini bisa menjadi solusi konkret dalam mengatasi berbagai persoalan ekonomi masyarakat.
"Hari ini, saya hadir di sini karena saya ingin bagaimana Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih lahir untuk bangsa Indonesia. DPR tidak hanya untuk membangun membantu Indonesia, tapi juga koperasi termasuk Dekopin," kata Puan, Selasa (27/5/2025).
Puan juga mengingatkan pentingnya pengelolaan koperasi yang baik dan profesional, dengan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni agar koperasi mampu tumbuh berkelanjutan.
"Termasuk bentuk usaha yang berkelanjutan, anggota koperasi, modal koperasi dan mitigasi risiko yang baik pula. Saya mendukung Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih," tegasnya.
Ia menekankan bahwa dalam Pasal 33 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, anggota koperasi merupakan pemilik koperasi. Karena itu, katanya, setiap anggota memiliki hak dan tanggung jawab yang sama terhadap koperasi.
Senada dengan Puan, Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menyampaikan keyakinannya bahwa Kopdes/Kel Merah Putih dapat menjadi alat perjuangan rakyat untuk mencapai kesejahteraan dan keadilan ekonomi.
"Koperasi adalah alat perjuangan rakyat untuk mencapai tujuan mulia. Yakni, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong perubahan positif dalam perekonomian Indonesia yang lebih progresif dan berkeadilan," ungkapnya.
Ia menegaskan koperasi merupakan wujud ideologi ekonomi negara yang harus diperkuat. Menurutnya, tugas membangun koperasi ini adalah tugas bersama.
Budi menyebutkan ada tiga musuh besar yang harus dilawan dalam gerakan koperasi ini: ketakutan, kecurigaan, dan keraguan. Oleh karena itu, ia memastikan seluruh pihak, termasuk Dekopin, akan mengawal program Kopdes/Kel Merah Putih secara maksimal.
"Sejarah panjang koperasi yang terpinggirkan dalam ekonomi Indonesia, menjadi latar belakang penting dalam mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan gerakan koperasi ini," jelasnya.
Budi juga menyoroti ketimpangan dalam sistem ekonomi nasional saat ini, di mana hanya 0,2 persen dari total outstanding kredit perbankan disalurkan kepada koperasi. Sementara itu, kontribusi ekonomi desa masih tergolong rendah, yakni hanya 14 persen dari total ekonomi nasional.
"Ketidakseimbangan ini menjadi sorotan penting yang perlu diselesaikan melalui upaya bersama, dengan membangun dan memperkuat gerakan koperasi," ucapnya.
Ia pun mengapresiasi peran strategis Dekopin sebagai mitra Pemerintah dan menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menciptakan perubahan nyata.
"Terutama dalam upaya mengurangi kesenjangan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan, dan menghilangkan kemiskinan," pungkasnya.