Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi X DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Putra Nababan menegaskan perjuangan persebakbolaan Indonesia adalah menjadikan tim nasional kita sebagai tim sepakbola kelas dunia, bahkan melebihi prestasi timnas tahun 1958 yang dijuluki “Macan Asia.”
Baca: U-20, PDI Perjuangan Setuju Pertandingan Israel Dipindahkan ke Negara Tetangga
“Saat itu pun Presiden Soekarno mampu bersikap tegas dengan menarik keikutsertaan Timnas untuk tidak bertanding melawan Israel dengan segala konsekuensinya, padahal kita lagi hebat-hebatnya," ungkap Putra saat rapat kerja Komisi X DPR RI dengan Plt Menpora Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.AP beserta seluruh jajarannya, dengan agenda evaluasi program kerja Kemenpora RI, persiapan pelaksanaan FIFA Word Cup U-20, dan persiapan SEA GAMES 2023, Selasa (28/3).
Terkait itu, Putra menekankan Indonesia tidak bisa melanggar atau menabrak konstitusi yang merupakan prinsip perjuangan bangsa yakni menghapus penjajahan dari muka bumi karena kemerdekaan merupakan hak segala bangsa.
Untuk itu, Politisi PDI Perjuangan itu juga mengapresiasi penegasan pemerintah terkait hal-hal prinsip seperti sikap politik luar negeri Indonesia yang tidak berubah seperti yang disampaikan Presiden Jokowi.
Putra berharap keberangkatan dan pertemuan ketua umum PSSI dengan FIFA bisa membuahkan hasil.
Baca: PSSI Harus Sampaikan Sikap Indonesia, Ingatkan FIFA soal Rusia di Pildun 2022
"Meskipun saya perlu mengingatkan juga bahwa ada presedennya terkait dengan ketidakikutsertaan Timnas sebuah negara yang sudah lolos dari kualifikasi di ajang World Cup 2022 yakni Rusia. Mereka seharusnya berhadapan dengan Polandia dan ternyata karena ada desakan dari banyak beberapa negara yang sangat berpengaruh sepak bolanya maka Rusia dicoret oleh FIFA keikutsertaannya," tandas Putra.
Dalam forum rapat kerja ini, Putra mengapresiasi pandangan dan sikap yang disampaikan oleh dua kepala daerah dan dua anggota DPR yang jadi pimpinan partai di wilayahnya masing-masing. Sikap mereka itu adalah serapan aspirasi rakyat.
“Meskipun sudah tandatangan garansi, kita juga harus arif dan bijaksana membaca perkembangan dan reaksi masyarakat ketika timnas Israel baru bulan Juli 2022 dinyatakan lolos,” ungkap Putra
“Menurut saya ada baiknya kita berpolemik sekarang untuk mencari jalan keluar. Ini lebih baik ketimbang bergejolak di pertengahan Mei menjelang acara pembukaan FU20 WC,” katanya lagi.
Menurut informasi yang diberikan oleh PLT Menpora, seharusnya ajang Piala Dunia U20 ini diselenggarakan tahun 2021. Karena pandemi Covid-19, maka pelaksanaannya ditunda hingga 2023.
Pada kesempatan itu, Muhadjir juga menyampaikan bahwa pemerintah dan PSSI tidak menduga Israel bakal lolos dan masuk sebagai delegasi dari Eropa karena memang mereka tidak punya rekam jejak prestasi untuk bisa lolos.
Sementara government guarantee sudah harus disampaikan sejak sebelum 2021 sebagai syarat penyelenggaraan.
“Andaikan pemerintah Indonesia dan pemerintah daerah sejak 2020 sudah mengetahui timnas Israel lolos, maka besar kemungkinan pemberian garansi harus mencakup beberapa syarat seperti masalah mengumandangkan lagu kebangsaan dan pengibaran bendera, bahkan sampai pencoretan keikutsertaan,” papar Putra.
Baca: Sekjen Hasto: FIFA Standar Ganda, Berani Hukum Rusia Tapi Takut Sama Israel
Putra mengapresiasi sikap tegas Plt Menpora Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.AP yang menggarisbawahi negara berkategori penjajah adalah musuh Indonesia. "Hal ini sangat penting dan saya juga apresiasi Prof telah memberikan arahan kepada delegasi PSSI yang berangkat agar kesepakatan yang mereka buat dengan FIFA tidak melanggar konstitusi," sambungnya.
Terkait prestasi timnas Indonesia, Putra mengungkapkan dirinya dan anggota Komisi X punya harapan kita menemukan talenta-talenta muda pemain Indonesia dengan berbagai program seperti pembentukan Sentea Latihan Olahragawan Muda Potensial Nasional (SLOMPN).
“Sentra inilah yang akan mencetak talenta-talenta muda berprestasi dan terdidik untuk mengharumkan nama bangsa. Itulah makanya kita suka miris jika diundang rapat dengan agenda persetujuan naturalisasi pemain. Miris karena kita belum berhasil menemukan talenta yang padahal bertebaran di ratusan kabupaten kota,” kata Putra.