Ikuti Kami

Rieke Diah Pitaloka: HAM Itu Bukan Tentang Manusia Sendiri-Sendiri, Harus Diperjuangkan Bersama-Sama

Rieke menegaskan, konstitusi Indonesia sudah secara tegas mengatur bahwa setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum. 

Rieke Diah Pitaloka: HAM Itu Bukan Tentang Manusia Sendiri-Sendiri, Harus Diperjuangkan Bersama-Sama
Anggota Komisi VI DPR RI, Rieke Diah Pitaloka (tengah).

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VI DPR RI, Rieke Diah Pitaloka, mengingatkan bahwa pemenuhan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia masih jauh dari kata selesai. 

Hal itu ia sampaikan saat hadir dalam Festival HAM 2025 yang digelar di Jakarta, Sabtu (27/9), di hadapan ratusan peserta, mayoritas generasi muda.

“HAM itu bukan tentang manusia sendiri-sendiri, harus diperjuangkan bersama-sama,” kata Rieke di hadapan peserta festival.

Rieke menegaskan, konstitusi Indonesia sudah secara tegas mengatur bahwa setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum. 

Bahkan, konstitusi menegaskan kemerdekaan sebagai hak segala bangsa, sehingga penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Namun, menurutnya, cita-cita tersebut belum sepenuhnya tercapai.

Ia kemudian mengurai lima hak dasar yang seharusnya menjadi pijakan HAM di Indonesia. Pertama, hak atas sandang, pangan, dan papan. Kedua, hak memperoleh pendidikan dan kebudayaan. 


Ketiga, hak atas pekerjaan, kesehatan, dan jaminan sosial. Keempat, hak atas perlindungan hukum, kehidupan sosial, dan penghormatan HAM. Kelima, hak atas infrastruktur serta lingkungan hidup yang layak.

“Apakah semua itu sudah terpenuhi? Belum,” tegasnya.

Karena itu, Rieke mengajak generasi muda untuk tidak tinggal diam, melainkan aktif memperjuangkan HAM di lingkungannya masing-masing. Menurutnya, pemenuhan HAM tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah, tetapi harus menjadi perjuangan kolektif lintas generasi.

“HAM pada dasarnya adalah keputusan politik. Politik bukan hanya soal kekuasaan di eksekutif, legislatif, atau yudikatif, tetapi juga tentang keberanian rakyat menyuarakan aspirasi,” ujarnya.

Lebih lanjut, Rieke menegaskan bahwa politik seharusnya dimaknai sebagai alat untuk mengabdi, bukan sekadar mencari jabatan atau keuntungan pribadi.

“Politik adalah cara mengabadikan diri demi kepentingan orang banyak,” tutur Rieke.

Dengan ajakan tersebut, ia berharap generasi muda memiliki keberanian untuk terlibat dalam memperjuangkan pemenuhan HAM, baik melalui advokasi, partisipasi sosial, maupun keterlibatan politik. Menurutnya, cita-cita keadilan sosial yang diamanatkan konstitusi hanya dapat terwujud jika ada gerakan bersama dari seluruh lapisan masyarakat.

Rieke menutup pesannya dengan optimisme bahwa perjuangan HAM harus dilanjutkan lintas generasi agar Indonesia benar-benar menjadi negara yang adil, sejahtera, dan menghormati martabat manusia.

Quote