Ikuti Kami

Risma Bersama Dhito Tinjau Operasi Massal di Simpang Lima Gumul Hospital Kediri

Mantan Wali Kota Surabaya dua periode itu bersama Dhito melihat langsung jalanan proses penyembuhan bagi penderita katarak.

Risma Bersama Dhito Tinjau Operasi Massal di Simpang Lima Gumul Hospital Kediri
Menteri Sosial Tri Rismaharini dan Bupati Kediri Hanindito Himawan Pramana.

Kediri, Gesuri.id - Menteri Sosial Tri Rismaharini bersama Bupati Kediri Hanindito Himawan Pramana, meninjau jalanan kegiatan operasi katarak massal di Simpang Lima Gumul Hospital Kediri, Jumat (17/3).

Mantan Wali Kota Surabaya dua periode itu bersama Dhito melihat langsung jalanan proses penyembuhan bagi penderita katarak.

Dalam kegiatan ini ada sekitar 300 penderita katarak yang dilakukan operasi. Para penderita katarak tidak pungut biaya sepeserpun dalam kegiatan operasi ini, semua gratis.

Baca: Indah Kurnia Ajak Masyarakat Bijaksana Gunakan Uang

Kegiatan ini muncul setelah Bupati Kediri mengadu ke Kemensos terkait banyaknya jumlah warga yang terkena penyakit katarak. Dari situlah Kemensos dan Pemkab Kediri berinisiatif melakukan kegiatan operasi gratis agar penderita katarak bisa sembuh.

Meski telah berjalan lancar, Mensos meminta agar petugas dan alat operasi yang digunakan diperbanyak. Hal itu bertujuan untuk mempercepat proses operasi agar para pasien tidak menunggu lama.

Dalam kunjungannya, Risma juga terlihat berupaya untuk membesarkan hati para pasien agar tidak takut saat menjalani operasi. Mensos mengatakan, kegiatan ini diikuti kurang lebih 300 warga Kabupaten Kediri yang mengalami gangguan kesehatan di bagian mata (katarak).

Risma minta Bupati Kediri agar para pasien secepatnya ditangani agar tidak memerlukan waktu lama.

"Kemungkinan bisa 2 atau 3 hari, saya mohon pak Bupati bisa lebih banyak (pasien yang tertangani) sehingga waktunya tidaknya terlalu panjang. Agar mereka tidak stress karena harus menunggu lama. Lagi pula ini mendekati bulan puasa kegiatan ini diharapkan bisa selesai,” harapnya.

Menteri yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan ini menceritakan pengalamannya pernah menangani 90 pasien katarak yang dapat diselesaikan dalam tentang waktu satu hari.

“Memang terkadang sampai malam, karena kalau saja mereka stress tensi jadi naik tidak bisa dioperasi dan harus ditunda. Karena itu kalau semakin cepat, mereka bisa santai,” tuturnya.

Baca: Banteng Surabaya Kejar Target Hattrick Menang di Pemilu 2024

Sementara itu Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana menambahkan, hari ini ada sekitar 70 pasien yang sudah menjalani proses skrining.

“Saran bu Mensos perhari itu harusnya idealnya 70 dan ini kita persiapkan. Jadi pak Kadinkes tolong cek rumah sakit sekitar, termasuk rumah sakit kota tetangga untuk kita tarik dulu lensanya supaya dapat diselesaikan 2 sampai 3 hari sesuai arahan bu Mensos,” ungkap Dhito

Sementara itu Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri mencatat kasus jumlah penderita penyakit katarak tahun ini mengalami kenaikan jika dibandingkan tahun lalu. Dari tiga tahun terakhir awalnya mencapai 1.500 penderita kemudian naik menjadi 1.600 penderita.

“Asumsinya bukan kasus baru tapi akumulati dari kasus sebelumnya. Dan yang sudah dilakukan tindakan operasi kurang lebih hanya 50-60 persen. Sisanya banyak hal kenapa masyarakat belum berani melaksanakan operasi. Faktor tingginya penderita katarak karena usia,” tambah Bambang Triyono Putro selalu Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri.

Quote