Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR RI, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, mengingatkan degradasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk–Citanduy dapat menjadi “bom waktu” bagi ketahanan air dan pangan Indonesia jika tidak segera ditangani dengan langkah kolektif.
“Kalau kita biarkan DAS mati pelan-pelan, kita sedang meninggalkan negeri ini dalam keadaan haus, lapar, dan hancur. Mari kita ubah takdir itu bersama, demi masa depan Indonesia yang lestari dan berdaulat,” kata Prof Rokhmin Dahuri dalam Bimbingan Teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) di BPDAS Cimanuk–Citanduy, dikutip pada Sabtu (6/9/2025).
Ia menjelaskan, degradasi hutan dan lahan di kawasan DAS telah memicu bencana beruntun.
Dari banjir di Garut dan Sumedang, kekeringan ekstrem di Indramayu dan Cirebon, hingga pendangkalan waduk strategis yang berujung konflik air.
“Tanpa pengelolaan DAS yang menyeluruh, krisis air, pangan, dan bencana ekologis akan semakin menghantui bangsa ini. Saatnya kita bergerak bersama dari kebijakan hingga aksi nyata di lapangan,” tegasnya.
Menurutnya, langkah strategis yang harus diambil meliputi rehabilitasi hutan prioritas, penerapan agroforestri terpadu, sinergi lintas instansi, pembiayaan hijau (green finance), serta pelibatan masyarakat akar rumput.
“DAS bukan hanya urusan teknis, tapi menyangkut masa depan kehidupan. Dari hulu ke hilir harus saling terhubung dalam satu visi. Satu DAS, satu rencana, satu pengelolaan terpadu. Inilah prinsip ekosistem yang harus kita pegang teguh,” pungkasnya.