Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi I DPR RI daerah pemilihan (Dapil) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Rudianto Tjen, menyebutkan beranjaknya ke-25 tahun Bangka Belitung harus dibangun lebih agresif lagi.
Menurut Rudianto, membangun Babel ini harus gerak cepat dan agresif, sehingga daerah ini jauh lebih baik daripada sebelum-sebelumnya.
“Pak Gubernur (Hidayat Arsani) saya lihat mempunyai semangat luar biasa, cara kerja super cepat, dan sebagainya. Kita harapkan sebagai rakyat Babel bisa menerima program-program dan kerja beliau bersama bupati wali kota,” kata Rudianto, dikutip Minggu (30/11/2025).
Rudianto menilai, pekerjaan rumah (PR) Bangka Belitung kedepannya adalah bidang ekonomi. Hal itu banyak ditemukannya keluhan masyarakat di lapangan.
“Terutama mungkin ada penurunan ekonomi cukup signifikan di Bangka Belitung, ini saya minta kepada kepala daerah kita konsentrasi memulihakan ekonomi Babel sehingga masyarakat tidak terlalu terdampak dan pembangun supaya terus berjalan dengan baik,” ujarnya.
Ke depannya, lanjut dia, Babel harus berpikir mempersiapkan ekonomi pasca timah.
“Kita harus berpikir mempersiapkan Bangka Belitung ini pasca timah, dulu kan selalu menjadi cerita pasca timah itu kita harus apa. Kita harapkan kepala daerah, kita semua berkonsentrasi menciptakan infrastruktur pembangunan dan persiapan menghadapi pasca timah,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) genap berusia 25 tahun pada 21 November 2025. Pertumbuhan ekonomi masih menjadi tantangan utama.
Gubernur Bangka Belitung Hidayat Arsani mengakui, tantangan saat ini memang berat terutama dari sisi ekonomi, namun demikian pihaknya dengan bersatu bersama dan keharmonisan dalam membangun provinsi ini ke depan.
“Tantangan kita memang berat terutama perekonomian kita turun, pembangunan seluruh Indonesia turun,” kata Hidayat, Jumat (21/11/2025).
Ketua DPRD Provinsi Bangka Belitung Didit Srigusjaya mengatakan, kekompakan dan kebersamaan modal utama dalam pembangunan.
“Kita ini dilahirkan satu rahim namanya Babel hanya beda bulan, tanggal dan tempat saja, tapi dimana pun masyarakat Babel mari kita memberikan kontribusi untuk Babel. Kita butuh pemikiran dan kekompakan,” kata Didit.
Didit menyebut faktor permasalahan ekonomi bukan hanya di daerah saja melainkan ada juga faktor aturan aturan di level pusat.
“Faktor permasalahan bukan faktor lokal, ada juga faktor aturan-aturan di pusat, artinya di mana pun siapa pun kepala daerah pasti dananya tetap dipangkas, itu sangat berpengaruh,” katanya.

















































































