Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi I DPR RI, Sarifah Ainun Jariyah, mewakili parlemen menyampaikan pidato dalam Konferensi Aktivis Palestina Asia-Pasifik untuk Al-Quds dan Palestina (KPIPA) di Bandung, Minggu (25/5). Acara ini digelar dalam rangka memperingati 70 Tahun Konferensi Asia-Afrika dengan tema "Semangat Pembebasan Palestina".
"Kita berhimpun dalam satu semangat, semangat perlawanan terhadap penjajahan, semangat solidaritas lintas bangsa, dan semangat pembebasan Palestina yang tak pernah padam," kata Sarifah dalam pidatonya.
Sarifah menegaskan bahwa Palestina bukan sekadar isu politik, melainkan cermin nurani kemanusiaan.
"Selama masih ada penindasan di Gaza, selama Al-Quds belum bebas, maka perjuangan belum selesai," tegas anggota Fraksi PDI Perjuangan itu.
Sarifah mengingatkan komitmen Indonesia yang tertanam dalam konstitusi dan sejarah. Proklamator RI Soekarno bahkan memiliki perhatian atas kemerdekaan Palestina di hadapan pemimpin negara di Konferensi Asia Afrika (KAA).
"Dukungan kita bukan basa-basi diplomatik, tetapi sebuah komitmen abadi yang ditanam dalam konstitusi, ditanam dalam sejarah, dan tumbuh dalam hati rakyat Indonesia," kata Sarifah.
Legislator dapil Banten itu menekankan bahwa dukungan Indonesia terhadap Palestina adalah prinsip, bukan sekadar diplomasi.
Sebagai anggota Komisi I DPR RI, Sarifah menyatakan peran aktif parlemen dalam mengawal kebijakan luar negeri pro-Palestina.
"Kami berperan sebagai garda parlemen yang mendorong diplomasi pro-Palestina berjalan aktif, vokal, dan berkelanjutan. Komisi I DPR RI akan terus berdiri di garis depan, memastikan Indonesia tidak mundur satu langkah pun dari dukungan terhadap Palestina," kata Sarifah.
Ia juga menyoroti aksi nyata Indonesia, seperti pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza. "Rumah sakit ini berdiri bukan hanya dengan dana, tapi dengan air mata dan doa dari rakyat Indonesia. Dan hari ini, rumah sakit itu menjadi benteng kemanusiaan di tengah reruntuhan dan penderitaan," jelas dia.
Sarifah mengumumkan rencana pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak di Gaza sebagai simbol kasih sayang bangsa Indonesia.
Sarifah menyerukan perlawanan yang lebih terorganisasi. "Konferensi ini adalah titik balik perlawanan, titik balik penguatan jaringan, dan titik balik persatuan kekuatan Asia-Pasifik," kata Sarifah.
Sarifah mendorong konsolidasi gerakan solidaritas, kampanye publik, dan aksi kemanusiaan yang berdampak.
"Kepada saudara-saudari kami di Gaza dan Palestina, kami bersamamu, dalam suara, dalam langkah, dalam doa, dan dalam setiap detak perjuangan. Kami akan terus menyuarakan keadilan sampai Palestina merdeka," tutupnya dengan penuh haru.
Pidato ini ditutup dengan seruan untuk mengobarkan Semangat Dasasila Bandung dan persatuan Global South dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina.
Sedikitnya 400 aktivis pembela Palestina dari berbagai negara, hadir dalam konferensi, yang diselenggarakan oleh Koalisi Perempuan Asia Pasifik untuk Al Quds dan Palestina (APWCQP) ini.
Tokoh perempuan, jurnalis, dan pejabat publik dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Maldives, Filipina, Turki, Tunisia, Mesir, dan Maroko, memenuhi ruang konferensi, yang diinisiasi oleh Koalisi Perempuan Indonesia Peduli Al Aqsha (KPIPA).
Dalam kesempatan pembukaan konferensi ini, hadir tokoh dan pejabat Indonesia, diantaranya Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, Anggota DPR RI Fraksi PDIP Sarifah Ainun Jariyah. Kemudian Staf Ahli Menlu RI Bidang Sosial, Budaya dan PMILN, Ketua DPRD Kota Bandung Asep Mulyadi, Ketua ASPAC Oke Setiadi dan Ketua Pemuda dan Olahraga Global Coalition for Al-Quds and Palestine (GCQP).
Agenda dimulai dengan History Walk, mengunjungi museum KAA di Gedung Merdeka dan ‘Palestine Walk: Road to Freedom’, yang merupakan sisi jalan alun-alun kota, yang diresmikan sebagai wujud solidaritas perjuangan Palestina.
Selain itu, dimeriahkan dengan penampilan seni tari saman, angklung, dan tari dabke, serta lelang amal untuk Palestina, dan bazar yang menjual produk-produk dari negara-negara peserta.
Deklarasi kemanusiaan, yang disampaikan oleh 10 tokoh ormas muslimah nasional perempuan peduli Al Aqsha, menutup acara yang digelar dari pagi hingga malam hari.