Ikuti Kami

Sofwan Dedy Berikan Kepastian Kepada Pendamping Desa yang Resah Akibat Isu Rekrutmen Ulang

Sesuai informasi yang disampaikan Kementerian Desa, belum ada rekrutmen baru dan masa kerja pendamping akan diperpanjang.

Sofwan Dedy Berikan Kepastian Kepada Pendamping Desa yang Resah Akibat Isu Rekrutmen Ulang
Anggota Komisi V DPR RI, Sofwan Dedy Ardyanto.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi V DPR RI, Sofwan Dedy Ardyanto, memberikan kepastian kepada pendamping desa yang tengah dilanda keresahan akibat isu rekrutmen ulang.

Menurutnya, sesuai informasi yang disampaikan Kementerian Desa, belum ada rekrutmen baru dan masa kerja pendamping akan diperpanjang.

“Dengan kepastian ini, para pendamping bisa lebih fokus bekerja. Saya berharap mereka menyebarkan informasi yang benar ke komunitasnya masing-masing agar tidak menimbulkan kegaduhan,” ujarnya, Sabtu (27/9).

Pekan ini, Sofwan Dedy Ardyanto melakukan kunjungan ke Desa Wanurejo, Magelang, Jawa Tengah.

Pada kesempatan itu, ia menekankan pentingnya membangun suasana sejuk di tengah simpang siur isu yang berkembang.

“Momentum ini saya gunakan untuk meneguhkan keyakinan mereka bahwa keberadaan pendamping desa tetap dibutuhkan,” ujarnya.

Dengan demikian, kata Sofwan, komunikasi yang jernih antara pemerintah, DPR, dan pendamping desa bisa mencegah kesalahpahaman yang berpotensi mengganggu pembangunan di desa.

Politisi Fraksi PDI Perjuangan itu juga menekankan pentingnya peran pendamping desa di tengah besarnya alokasi dana desa yang dikucurkan pemerintah.

Menurutnya, dana desa yang jumlahnya signifikan membutuhkan pengawalan ketat agar pelaksanaannya tepat sasaran.

“Di sinilah pendamping desa punya peran strategis. Mereka yang memastikan dana desa berjalan sesuai tujuan,” ujarnya.

Terkait keresahan yang muncul akibat isu simpang siur mengenai rekrutmen ulang pendamping desa, ia menegaskan, banyak yang sudah berpengalaman dan terbukti memiliki kredibilitas tinggi.

“Kalau ada personel yang sudah dikenal, disukai, dicintai, dan dipercaya, untuk apa diganti? Yang perlu dievaluasi hanya mereka yang melanggar aturan atau tidak memenuhi standar kinerja,” jelasnya.

Ia bahkan mengingatkan dengan pepatah sederhana: “jangan ganti kuda perang di tengah pertempuran.”

Menurutnya, desa saat ini sedang berada dalam perjuangan membangun, sehingga pergantian pendamping berpotensi mengganggu ritme pembangunan.

Quote