Ikuti Kami

Sonny Danaparamita Turun ke Sawah, Menyapa Petani Banyuwangi di Hari Tani Nasional

Sonny: Kami hadir di sini untuk menunjukkan komitmen kami terhadap petani.

Sonny Danaparamita Turun ke Sawah, Menyapa Petani Banyuwangi di Hari Tani Nasional
Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Sonny T. Danaparamita, S.H., M.H., menegaskan komitmennya terhadap kesejahteraan petani dengan hadir melalui relawan STD dalam rangkaian kegiatan peringatan Hari Tani Nasional 2025 di Banyuwangi.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Sonny T. Danaparamita, S.H., M.H., menegaskan komitmennya terhadap kesejahteraan petani dengan hadir melalui relawan STD dalam rangkaian kegiatan peringatan Hari Tani Nasional 2025 di Banyuwangi.

“Kami hadir di sini untuk menunjukkan komitmen kami terhadap petani. Hari Tani Nasional bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga sebagai momentum untuk memperkuat keberpihakan kita kepada para petani. Melalui kegiatan ‘Turun ke Sawah, Menyapa Petani’, kami ingin mendengar langsung tantangan yang dihadapi petani dan mencari solusi bersama. Mari kita wujudkan pertanian yang berkelanjutan dan sejahtera bagi semua,” kata Sonny, dikutip pada Kamis (25/9/2025).

Kegiatan yang digelar pada 24 September ini dilaksanakan di tiga kecamatan, yaitu Gambiran, Songgon, dan Kalibaru. Relawan STD mengajak para petani berdialog terbuka untuk menyampaikan aspirasi, tantangan, dan harapan mereka.

Seorang petani dari Kecamatan Gambiran, Bapak Sis, mengapresiasi perhatian Sonny dan relawannya.

“Suara kami sering kali tidak terdengar, dan kegiatan seperti ini membuat kami merasa diperhatikan. Kami berharap ada solusi nyata dari pemerintah untuk membantu kami dalam menghadapi tantangan pertanian,” ujarnya.

Tema kegiatan ini adalah “Bumi Lestari, Petani Berdikari” dengan slogan “Kembali ke Sawah, Menyemai Masa Depan”, yang menggambarkan pentingnya pertanian berkelanjutan dan kemandirian petani.

Setelah sesi dialog, relawan STD membagikan tumbler sebagai simbol komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan dan rencana kunjungan rutin untuk memastikan petani mendapatkan dukungan.

“Kami berharap melalui interaksi langsung ini, kami dapat membangun jembatan komunikasi antara pemerintah dan petani. Keberhasilan pertanian bukan hanya tanggung jawab petani, tetapi juga tanggung jawab kita bersama,” harapnya.

Seorang petani dari Kecamatan Songgon, Bapak Abdul Halim, menyampaikan harapannya agar pemerintah lebih sering turun ke lapangan.

“Kami membutuhkan dukungan bukan hanya dalam bentuk kata-kata, tetapi juga tindakan nyata yang dapat meningkatkan kesejahteraan kami,” ucapnya.

Petani hutan dari Kecamatan Songgon, Bapak Lukman Hakim, menyoroti persoalan perhutanan sosial yang belum sepenuhnya berpihak pada petani.

“Perhutani masih sering melakukan jual-beli lahan dan menghalang-halangi kegiatan petani hutan untuk menanam di lahan yang sesuai dengan jenis tanamannya. Selain itu, Perhutani juga menciptakan tandingan yang tidak masuk akal dan membentuk lembaga-lembaga yang tidak mendukung tujuan perhutanan sosial. Banyak petani hutan yang tidak diberi tahu tentang program perhutanan sosial dari pemerintah, dan sering terjadi pergantian pendamping, sehingga kesalahan masa lalu terus terulang. Namun, tantangan masih ada, terutama dalam hal permodalan, di mana banyak petani kesulitan dalam mendapatkan dana untuk membeli hasil panen. Kami berharap agar negara hadir untuk membantu dan mendukung perhutanan sosial dan petani hutan,” pungkasnya.

Quote