Ikuti Kami

Tangkal Bahaya Narkoba, Pemerintah Harus Tekankan Pencegahan

Pemerintah harus menitik-beratkan pada pencegahan penyalahgunaan.

Tangkal Bahaya Narkoba, Pemerintah Harus Tekankan Pencegahan
Ketua Umum Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) Henry Yosodiningrat, di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro No.58, Jumat (2/8). (Foto: gesuri.id/Elva Nurrul Prastiwi)

Jakarta, Gesuri.id - Ketua Umum Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) Henry Yosodiningrat mengungkapkan empat cara dalam penanggulangan penyalahgunaan narkoba di Indonesia. 

Hal itu dikatakan Henry dalam Fokus Group Discussion (FGD) tentang “Strategi Pencegahan, Pengendalian dan Penanggulangan  HIV – AIDS dan Penyalahgunaan Narkoba” di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro No.58, Jumat (2/8).

Baca: Tangkal Ancaman HIV & Narkoba, PDI Perjuangan Gelar FGD

Keempat cara itu adalah mencegah masuknya narkoba ke Indonesia, memberantas narkoba yang sudah masuk, mencegah terjadinya penyalahgunaan, serta melakukan rehabilitasi terhadap para pengguna narkoba. 

Dari keempat cara itu, Henry menegaskan Pemerintah harus menitik-beratkan pada pencegahan penyalahgunaan. Hal ini penting agar tak ada lagi generasi penerus bangsa yang jatuh ke “lembah kelam” penyalahgunaan narkoba. 

“ Cara pencegahan penyalahgunaan itu adalah tambahkan ke kurikulum pendidikan tentang bahaya narkoba. Jadi betul-betul upaya pencegahan itu dilakukan sejak dini,” kata Henry, yang juga politisi PDI Perjuangan ini. 

Henry menekankan, pencegahan penyalahgunaan ini sangat penting. Apalagi mengingat kejahatan narkoba adalah kejahatan terorganisir, sistematis, dan memiliki dana tak terbatas.

Dan yang lebih mengerikan, tambah Henry, tujuan produksi dan penjualan narkoba itu bukan hanya profit. Namun para sindikat narkoba itu juga bertujuan menghancurkan bangsa Indonesia. 

“Sebab ada pihak tak senang bila Indonesia menjadi bangsa besar. Saya tak bisa sebutkan siapa pihak yang tak senang itu,” kara Henry. 

Henry pun menguraikan dampak buruk dari kejahatan Narkoba.  Dia mengungkapkan ada 50 orang tewas setiap hari karena narkoba. 

“Di Indonesia, pengguna narkoba ada 5 juta orang. Sehingga para sindikat itu bisa meraih Rp 1 Triliun dari penjualan narkoba mereka di negeri ini,” ungkap Henry. 

Apalagi, lanjut Henry, bisnis narkoba kini dikendalikan dari dalam Penjara atau LP. Hampir semua LP menjadi tempat pengendalian bisnis barkoba dengan menggunakan ponsel dan internet. 

“Saya pernah ungkap bahwa di Rutan Salemba, di setiap blok, ada ‘apotek’. Di ‘apotek’ itu bisa menggunakan narkoba dengan beragam cara, seperti menyuntik dan menghisap, “ kata Henry. 

Tujuan PDI Perjuangan menggelar FGD ini adalah menyusun rekomendasi terkait strategi pencegahan, pengendalian dan penangulangan  HIV – AIDS serta penyalahgunaan Narkoba.

Nantinya, rekomendasi tersebut akan dibahas dalam Kongres V PDI Perjuangan yang akan digelar 8-10 Agustus 2019 di Bali.

Baca: Persoalan HIV-Narkoba Dikaji, Solusi Nyata Harus Tersaji

Selain Henry, para kader PDI Perjuangan yang hadir dan berbicara dalam FGD ini adalah Ketua Bidang Kesehatan Perempuan dan Anak DPP PDI Perjuangan Sri Rahayu serta Wasekjen DPP PDI Perjuangan Eriko Sotarduga. 

Sedangkan Narasumber lainnya antara lain Direktur P2PML dr. Wiendra Waworuntu, Direktur Penguatan Rehabilitasi Instansi Pemerintah Badan Narkotika Nasional (BNN) Riza Sarasvita,dan Psikolog dari Yayasan Kesehatan Perempuan Ninuk Widyantoro. 

Bertindak sebagai moderator diskusi, My Esti Wijayati, Anggota DPR-RI dari PDI Perjuangan.

Quote