Ikuti Kami

Ujaran Kebencian dan Hoaks Picu Radikalisme

Kader PDI Perjuangan desak aparat penegak hukum segera menangkap para pelaku.

Ujaran Kebencian dan Hoaks Picu Radikalisme
Ilustrasi Hoax

Jakarta, Gesuri.id - Guna menjaga suasana kondusif jelang Pilkada serentak 2018,  Anggota Komisi I Evita Nursanti dari Fraksi PDI Perjuangan mendesak pihak keamanan meringkus penyebar hoaks, dan provotor atau pengadu domba yang menggunakan isu SARA.

Evita menilai, ujaran kebencian dan hoaks dapat memancing kelompok radikal yang tadinya adem ayem kemudian terdorong melakukan teror.

“Tidak ada kata lain selain penegakan hukum. Polisi harus didukung menyeret para pelaku ujaran kebencian, SARA, juga pencemaran nama baik,” ujarnya, Jakarta, Senin (26/2).

Menurut Evita, akhir-akhir ini banyak pihak menginginkan suasana tidak kondusif untuk menimbulkan kesan negara tidak aman dengan melakukan provokasi melalui isu SARA, 

“Mengapa isu SARA? Sebab ini dirasa bisa dengan cepat merebak dan paling mudah mengena pada diri orang. Itu didesain sedemikian rupa oleh mereka,” ungkap Evita.

Ia menambahkan, isu SARA yang dimainkan merupakan cara tidak beradab untuk tujuan meraih kekuasaan. 

“Kita tidak bisa tinggal diam oleh ulah politisi yang kehilangan akal sehat untuk merebut kekuasaan dengan menarik-narik konflik SARA yang sudah seharusnya ditinggalkan. Isu yang dimainkan akhir-akhir ini merupakan cara paling tidak beradab,” tegasnya.

Untuk itu, Evita berharap aparat penegak hukum menindak tegas para pelaku yang memanfaatkan media sosial untuk melancarkan ujaran kebencian SARA.

"Selain itu, para ulama dan masyarakat juga punya peran penting karena mereka juga menjadi sasaran ujaran kebencian ini. Mereka diadu domba, diprovokasi, dimobilisasi dengan isu-isu yang tidak benar,” tutup Politisi PDI Perjuangan ini.

Quote