Ikuti Kami

Aliansi PDI Perjuangan & Gerindra Ubah Dinamika Koalisi 

Presiden Jokowi bisa lebih berhati-hati dalam menempatkan orang-orang dari partai manapun.

Aliansi PDI Perjuangan & Gerindra Ubah Dinamika Koalisi 
Ilustrasi. Saat Prabowo Subianto menghadiri Kongres V PDI Perjuangan di Sanu Bali.

Jakarta, Gesuri.id - Hadirnya Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Kongres V PDI Perjuangan yang diadakan di Bali pada 8-11 Agustus 2019 memunculkan spekulasi aliansi antara PDI Perjuangan dan Partai Gerindra. Jika memang terjadi, hal itu dinilai akan memberikan beberapa dampak kepada konstelasi koalisi yang sudah ada sebelumnya.

Tapi hak prerogatif tetap dimiliki oleh Presiden Joko Widodo sebagai presiden terpilih. Demikian diungkapkan Pengamat Politik Wempy Hadir dilansir dari Antara, Senin (12/8).

"Pak Jokowi bisa lebih hati-hati dalam menempatkan orang-orang dari partai manapun dalam kekuasaan sehingga nanti tidak pusing kepala untuk mengatur ke depannya," ujar peneliti dari Indopolling itu ketika dihubungi, Senin.

Sebelumnya, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto hadir dalam Kongres V PDI Perjuangan yang diadakan di Bali pada 8-11 Agustus 2019.

Dalam acara itu Megawati Soekarnoputri berkelakar tentang jatah menteri dan taktik Prabowo memindahkan posko pemenangannya ke Jawa Tengah, yang dikenal sebagai lumbung suara partai berlambang banteng itu.

Menghangatnya kembali hubungan PDI Perjuangan dan Gerindra bukanlah hal yang mengherankan, ujar Wempy, mengingat sebelumnya Mega dan Prabowo pernah maju sebagai pasangan capres dan cawapres pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009.

Menurut Wempy, jika Gerindra jadi bergabung dengan pemerintahan maka akan memunculkan dinamika politik yang dampaknya baru bisa dilihat ke depannya.

Tapi, untuk saat ini keputusan akhir tetap berada di tangan Jokowi untuk menentukan para calon menteri pembantunya untuk lima tahun ke depan.

"Semua partai politik ketika ada tarik ulur kepentingan antar partai berkoalisi, silahkan partai-partai melakukan dinamika koalisi tapi keputusan akhir tetap di presiden," tegasnya.

Quote