Jakarta, Gesuri.id - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menegaskan pihaknya siap mengawal kemenangan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin meskipun menjelang hari pencoblosan 17 April 2019 kian banyak isu fitnah dan hoax yang menyerang.
Baca: Survei SMRC, Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin Masih Tinggi
"Kawal jalan kemenangan. Rakyat terus hadir membela pemimpin yang jujur, bekerja dan merakyat, meski dikepung sejuta meriam hoax. Dukung langkah Presiden Jokowi untuk memimpin jalan rekonsiliasi, tebar kebaikan, kembangkan sikap persaudaraan, dan jaga persatuan bangsa," ungkap Hasto melalui keterangan tertulisnya, Jumat (12/4).
Hasto lantas menyinggung berbagai kasus seperti ancaman mengadakan people power, hoax tujuh kontainer yang telah dicoblos, hoax bocoran penghitungan suara luar negeri, dan terakhir fitnah server KPU yang didesain untuk memenangkan paslon 01, hingga skenario surat suara yang sudah dicoblos, adalah satu kesatuan proyek untuk mendeligitimasi pemilu dan penyelenggara pemilu yang dilakukan oleh kubu 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Hal tersebut, kata Hasto, justru membuat rakyat Indonesia berbalik arah dan makin memerkuat dukungan pada pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin. "Jadi semua jurus hitam yang dipakai menjadi senjata makan tuan," ucapnya.
Lebih lanjut, Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin ini menegaskan cara-cara curang atau jurus hitam yang dipakai oleh kubu lawan dengan cara mendelegitimasi penyelenggara pemilu tidak akan berhasil di Indonesia.
Baca: Polisi Harus Tegas Usut Surat Suara Tercoblos di Malaysia
"Jurus Trump yang mendeligitimasi penyelenggara pemilu agar banyak golput, tidak berlaku disini," katanya.
"Berbagai jurus hitam yang dijalankan untuk menyerang Pak Jokowi-KH Ma'ruf Amin, akan berhadapan dengan Benteng Kultural, berupa niat baik, tenggang rasa, cinta damai, dan keharmonian. Watak dan karakter bangsa Indonesia itu membangun persaudaraan. Jadi jangan kotori peradaban kita dengan hal-hal hitam yang merusak sistem nilai kemanusiaan kita," tegas Hasto.
