Ikuti Kami

Mahfud Sudah Memberikan Pertanyaan Mematikan yang Tak Bisa Dijawab Gibran saat Debat Kedua

Penilaian terhadap Mahfud itu diungkap oleh pemuda bernama Reza dalam acara 'Tabrak Prof Mahfud' di sebuah kafe di Surabaya, Jawa Timur.

Mahfud Sudah Memberikan Pertanyaan Mematikan yang Tak Bisa Dijawab Gibran saat Debat Kedua
Mahfud MD. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)

Jakarta, Gesuri.id - Mahfud mengaku sudah memberikan pertanyaan mematikan yang tidak bisa dijawab Gibran ketika debat berlangsung. Itu merespons penilaian cawapres nomor urut 3, Mahfud MD, dinilai kurang keras saat debat dengan cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, dalam debat kedua Pilpres 2024. 

Penilaian terhadap Mahfud itu diungkap oleh pemuda bernama Reza dalam acara 'Tabrak Prof Mahfud' di sebuah kafe di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (10/1/2024). Reza mengatakan Mahfud terlihat kurang keras dan hanya menyerang secara halus kepada Gibran.

"Kemarin saya lihat di debat cawapres, Prof Mahfud ada Cak Imin dan juga Mas Gibran. Saya rasa Prof dianalogikan peluru tak terkendali. Itu yang menjadi kan Prof pilihan dari masyarakat Indonesia. Tapi yang terjadi pada saat debat cawapres, Prof Mahfud ini seperti kesannya hanya menyerang secara halus kepada Mas Gibran, kenapa?," tanya Reza.

"Apakah karena Prof Mahfud anak buah Pak Jokowi yang notabenenya bapaknya Mas Gibran? Apakah Prof Mahfud pelurunya sudah terkendali, sudah kena senapan masing-masing. Dan Prof Mahfud harus tetap bisa berdiri sendiri tanpa ditekan siapapun," lanjutnya.

Mahfud kemudian merespons pertanyaan Reza. Mahfud mengatakan saat debat sudah terlihat jelas bahwa membuat pernyataan mematikan untuk Gibran.

"Soal debat saya, soal debat saya dengan Gibran, saya kira jelas itu, saya tegas, saya membuat pertanyaan mematikan," kata Mahfud.

Mahfud mencontohkan pertanyaan yang mematikan yakni mengenai pajak tax rasio. Menurut Mahfud, pertanyaan tersebut mematikan dan tidak bisa dijawab oleh Gibran.

"Misalnya, dia mengatakan akan mengembangkan pajak tax rasio 23 persen, 23 persen itu omong kosong. Maka saya tanya 23 persen itu dari APBN apa dari pajak? Kalau anda katakan dari pajak, berarti APBN kita akan tertutupi 200 persen lebih. Karena dengan hanya 10 persen saja sudah menutup 28 APBN, kok mau naik 23 dari mana? Apakah mau menaikkan pajak?" ucap Mahfud.

"Kalau mau menaikkan pajak itu bahaya, orang pajak yang sekarang aja naik orang banyak mengeluh, dikasih tax amnesti aja masih dipermainkan, dikasih intensif aja nggak dipakai, itu kan pertanyaan sudah sangat mematikan. Ndak bisa dijawab itu. Ini dari APBN apa dari GDP? kan gitu, pertanyaan saya ndak terjawab. Apa itu kurang keras? Sudah keras, sudah ditabrak," imbuhnya.

Quote