Ikuti Kami

Makna 'Tak Ingin Diganggu' SBY, Multitafsir dan Bersayap

Hanya SBY yang mengetahui makna kalimat 'diganggu' tersebut.

Makna 'Tak Ingin Diganggu' SBY, Multitafsir dan Bersayap
Ketua DPP PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno.

Jakarta, Gesuri.id - Ketua DPP PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno menilai kalimat tak ingin 'diganggu' selama sisa masa kampanye yang dilontarkan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dinilai bersayap. Hanya SBY yang mengetahui makna kalimat 'diganggu' tersebut.

"Itu kalimat bersayap yang SBY sendiri tahu," ujar Hendrawan belum lama ini.

Baca: Presiden Jokowi Terus Bekerja Meski Kerap Diserang Hoax

Menurut Hendrawan, makna 'diganggu' multitafsir. Ini lantaran SBY pandai melontarkan kalimat bersayap. Presiden keenam RI itu kerap menyebut dirinya sebagai 'korban'.

"SBY selama ini pandai memainkan apa yang disebut dalam literatur sebagai politics of victimhood atau politik pihak yang teraniaya," beber dia.

Literatur tersebut banyak digunakan aktor politik untuk menarik simpati rakyat. "Politik jenis ini terkadang cukup efektif untuk memantik simpati," ungkap dia.

Sebelumnya, SBY mengingatkan agar tidak ada pihak yang coba mengusik koalisi Prabowo-Sandi. "Tolong kami jangan diganggu, karena kami tidak akan mengganggu siapa pun," kata SBY di kediamannya, Jalan Mega Kuningan Timur, Jakarta Selatan, Jumat (21/12).

Baca: Sekretaris TKN Minta Tetap Fokus Pada Narasi Indonesia Maju

Dia menambahkan, pemilu yang demokratis, jujur, dan adil merupakan dambaan rakyat. Apapun hasilnya, rakyat akan menerima jika prosesnya berjalan dengan demokratis.

"Kalau itu tidak terjadi, tentu keikhlasan menerima hasil pemilu akan berkurang," tutur SBY kala itu.

Quote