Jakarta, Gesuri.id - Calon Gubernur Jawa Timur (Cagub) nomor urut 3 Tri Rismaharini berjanji akan meningkatkan kesejahteraan guru hingga ustad.
Janji ini diucapkan Risma saat menghadiri undangan untuk berkunjung ke Pondok Pesantren Mamba'ul Hikam, Dusun Wonorejo, Desa Slemanan, Kecamatan Udanawu, Blitar, Minggu (29/9).
Baca: Ganjar Temui Rudy di Kota Solo, Ini yang Dibahas
Risma juga mendengarkan keluhan dari pengurus pesantren soal masalah kesejahteraan guru, pengajar, ustaz hingga siswa yang mengalami keterbatasan fasilitas.
Pengurus pesantren KH R Mashadi Prawiranegara mengungkapkan, banyak pengajar di pesantren ini mengabdi tanpa penghasilan layak.
"Bu Risma, saya sering ditagih oleh guru-guru MA (Madrasah Aliyah). Gaji mereka saat ini hanya sekitar Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu per bulan, buat beli sabun saja tidak cukup," ungkap Gus Hadi, sapaan akrabnya sambil tersenyum.
Menurutnya, para pengajar di pesantren selama ini hanya mengandalkan semangat dalam mengajar, meskipun kesejahteraan mereka masih belum terpenuhi secara memadai.
"Dulu, kekurangan ini masih bisa ditutupi karena mereka punya penghasilan tambahan dari pertanian," tambahnya.
Selain masalah kesejahteraan guru, fasilitas di Pondok Pesantren Salaf juga sangat terbatas. Beberapa ruang kelas dan asrama santri membutuhkan perbaikan mendesak.
Risma pun merespons keluhan tersebut. Ia menyatakan keprihatinannya atas minimnya perhatian pemerintah terhadap pondok pesantren, meskipun lembaga ini memiliki peran strategis dalam membentuk generasi muda yang bermoral dan berkarakter.
Baca: Ganjar Pranowo Yakin Andika-Hendi Akan Menang di Pilgub Jateng
"Saya sedih sekali," kata Risma dengan mata berkaca-kaca.
Ia kemudian menceritakan pengalamannya selama sepuluh tahun menjabat Wali Kota Surabaya, di mana ia berhasil menggratiskan biaya sekolah di semua jenjang serta memberikan tunjangan kepada para pengajar.
Namun, setelah kewenangan pendidikan SMA/SMK berpindah ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur, kebijakan tersebut tidak lagi berjalan. Akibatnya, biaya sekolah kembali memberatkan para orang tua, dan kesejahteraan pengajar menurun.
"Saya bertemu banyak pengajar yang mengeluhkan kondisi mereka. Ada yang terlilit utang dan berharap mendapatkan tunjangan lagi," ungkap Risma.
Dari pengalaman ini, Risma berkomitmen untuk menggratiskan biaya pendidikan dan meningkatkan kesejahteraan pengajar. Risma menegaskan, ia telah memiliki data dan telah menghitung anggaran yang dibutuhkan untuk merealisasikan komitmen tersebut.