Ikuti Kami

Sari Koeswoyo: Jangan Biarkan Batik Habis Dimakan Zaman

Generasi penerus bangsa harus menyadari betul arti penting dari mempertahankan akar budaya Bangsa, tradisi leluhurnya.

Sari Koeswoyo: Jangan Biarkan Batik Habis Dimakan Zaman
Caleg DPR RI PDI Perjuangan Dapil Jatim 9 (Tuban dan Bojonegoro), Nomor Urut 3, Sari Koeswoyo saat bertemu dengan pembatik di Kecamatan Kereg, Desa Margorejo, Tuban, Jawa Timur. (Foto: Dok. Sari Koeswoyo)

Jakarta, Gesuri.id - Caleg DPR RI PDI Perjuangan Dapil Jatim 9 (Tuban dan Bojonegoro), Nomor Urut 3, Sari Koeswoyo optimistis tradisi leluhur budaya Bangsa dapat terus bertahan meski di tengah gempuran berbagai produk kreasi baru sebagai dampak kemajuan teknologi di era digitalisasi saat ini.

Baca: Sari Koeswoyo: Relawan & Pendukung Kawan Setia Seperjuangan


 
Namun, Sari melanjutkan, itu hanya dapat diwujudkan jika kaum milenial sebagai generasi penerus bangsa dan negara menyadari betul arti penting dari mempertahankan akar budaya Bangsa sebagai sesuatu yang patut dibanggakan, dan menjadi ciri khas sebuah bangsa yang merdeka.

Hal itu diungkapkan Sari kepada Gesuri, Minggu (3/2), usai menyapa para pembatik di Kecamatan Kereg, Desa Margorejo, Tuban, Jawa Timur.

Sari mencontohkan tradisi budaya leluhur batik Tuban yang indah, yang berbeda dengan batik-batik di Jawa pada umumnya. Khususnya, lanjut Sari, batik Gedog. 

Caleg yang merupakan putri penyanyi legendaris dari grup band Koes Plus, Yok Koeswoyo itu, mendeskripsikan batik Gedog adalah batik yang dibuat di atas kain tenun. "Disebut gedog karena saat pembuatan batik bunyi dog dog," ungkapnya. 

"Pembatik alusan sudah tinggal sedikit..karena kaum muda sudah mulai merasa tidak 'in' membatik dengan gaya 'kuno'," Ia menambahkan.

Sari pun mengungkapkan keprihatinannya dan para sesepuh pembatik apabila batik tradisional Tuban tenggelam dan menghilang dengan adanya kreasi-kreasi baru.

Baca: Indonesia Harus Punya Akar Kuat Agar Tak Mudah Diintimidasi

Terlepas dari itu semua, Sari juga mengakui ketertarikannya terhadap bentuk-bentuk kreasi baru yang menurutnya memang bagus. Akan tetapi, Caleg yang bernama asli Louise Herning Hapsari itu tetap menekankan pentingnya akar dari kreasi-kreasi baru tersebut, yaitu tradisi leluhur yang mutlak dipertahankan dan dilestarikan secara turun-menurun oleh generasi-generasi yang akan datang.

"Sehingga bangsa ini punya kebanggaan bahwa tradisi leluhur kita tidak lekang oleh masa," pungkasnya.

Quote