Yogyakarta, Gesuri.id — Wasekjen DPP PDI Perjuangan sekaligus Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Adian Napitupulu, mengobarkan semangat keberanian dan idealisme kaum muda dalam Talkshow Peringatan 97 Tahun Sumpah Pemuda yang menjadi bagian puncak acara Merah Muda Fest 2025 di GOR Among Rogo, Yogyakarta, Sabtu (1/11).
Dalam dialog yang berlangsung penuh keakraban, Adian berbagi refleksi tentang perjalanan hidupnya sebagai aktivis dan politisi yang tumbuh dari gerakan mahasiswa. Ia menegaskan bahwa menjadi muda berarti memiliki hak untuk salah, untuk mencari, dan terutama—untuk berisik demi kebenaran.
“Usia muda itu adalah masa yang paling menyenangkan. Karena pada usia itu, kita bisa dimaklumi kalau salah. Tapi justru di situ tantangannya - masa untuk mencoba, marah, membangkang, dan bertanya tentang keadilan,” ujar Adian yang disambut tepuk tangan riuh peserta.
Adian yang juga aktivis 98 itu bercerita bagaimana generasinya dulu belajar tentang nilai-nilai keadilan dan kebenaran di kampus, tetapi sering kecewa ketika melihat kenyataan di luar ruang kelas. “Kita diajarkan tentang keadilan, tapi ketika keluar dari ruang kuliah, kita tidak menemukannya di mana-mana. Dan itu membuat kita marah. Kita mencari jawaban — kenapa negeri yang sudah satu nusa, satu bangsa, satu bahasa, justru masih tidak adil bagi rakyatnya,” tegasnya.
Menurut Adian, kemarahan dan keberisikan anak muda bukanlah sesuatu yang harus diredam, tetapi justru tanda kehidupan politik yang sehat. Ia menilai, generasi muda hari ini menghadapi masalah yang sama: sulitnya mencari pekerjaan, ketidakpastian masa depan, dan lemahnya peran negara dalam memberi jaminan kesejahteraan.
“Setelah 90 tahun Sumpah Pemuda, negara masih belum bisa menjawab pertanyaan sederhana anak muda: kalau kami lulus, kami jadi apa? Negara sibuk memungut pajak, tapi lupa menjamin masa depan warganya,” ujarnya dengan nada tajam.
Adian juga menyinggung bahwa dalam situasi sosial saat ini, anak muda sering kali disalahkan apa pun pilihannya. “Kalau mereka berisik, dianggap salah. Kalau mereka diam, dibilang tidak bertanggung jawab. Jadi buat saya, berisik itu wajib buat anak muda,” tegasnya.
Dengan gaya bicaranya yang lugas dan penuh energi, Adian menutup sesi dengan pesan bahwa keberanian untuk bersuara adalah bentuk cinta terhadap bangsa. “Negara ini butuh anak muda yang berani, bukan yang takut salah. Karena perubahan tidak pernah lahir dari diam,” pungkasnya.
Talkshow yang dipandu oleh dua moderator muda berprestasi, Muhammad Syaeful Mujab dan Melky Sedek Huang, ini menjadi bagian dari rangkaian Merah Muda Fest 2025, ajang kolaborasi dan inspirasi bagi generasi muda Indonesia dalam memperingati semangat Sumpah Pemuda.

















































































