Ciputat, Gesuri.id - Anggota Komisi X DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Bonnie Triyana, mengingatkan bahaya besar jika bangsa ini menjadikan Soeharto sebagai pahlawan nasional. Ia menilai, langkah itu akan merusak nalar publik dan menanamkan nilai-nilai feodalisme yang diwariskan dari masa kolonial.
“Kalau Soeharto dijadikan pahlawan, nanti anak muda berpikir diktator itu pahlawan. Itu berbahaya,” tegas Bonnie dalam diskusi Islami.co di Ciputat, Jumat (7/11).
Menurutnya, bangsa ini perlu memulai tradisi baru: mendekonstruksi kultus individu dan mendekralkan jabatan publik. “Presiden itu bukan raja, bukan nabi. Dia dipilih untuk mengurus negara dan digaji oleh rakyat,” ujarnya.
Bonnie menilai warisan Orde Baru masih terasa dalam mentalitas masyarakat yang feodal terhadap pejabat. “Kita masih terbiasa melihat pejabat dengan kagum berlebihan. Padahal dulu, feodalisme ini sudah dibentuk sejak zaman kolonial, lalu dilestarikan oleh Orde Baru,” jelasnya.
Ia mencontohkan, pada masa itu masyarakat diminta untuk selalu tunduk dan memuja simbol kekuasaan.
“Kalau ada pejabat lewat, semua hormat. Kalau ada yang mengkritik, dianggap kurang ajar. Itu warisan kolonial yang disempurnakan oleh Orde Baru. Sudah saatnya kita membiasakan desakralisasi pejabat publik,” katanya.
Bonnie juga menyebut bahwa wacana menjadikan Soeharto pahlawan adalah bentuk “pertarungan memori” antara mereka yang melupakan dengan mereka yang mengingat. “Kita harus berpihak pada ingatan, bukan amnesia sejarah,” ujarnya.
“Kalau kita terus menormalisasi kekuasaan otoriter dan memujanya, maka demokrasi kita akan terus berjalan di tempat. Saatnya berhenti jadi bangsa yang feodal,” pungkas Bonnie.
















































































