Jakarta, Gesuri.id - Ketua Umum Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM), Izedrik Emir Moeis, resmi meluncurkan buku terbarunya berjudul Marhaenisme Visi Sosialisme Indonesia.
Karya ini lahir dari kegelisahan Emir melihat meredupnya popularitas ideologi yang pertama kali diperkenalkan oleh Presiden Pertama RI, Soekarno.
“Awalnya, saya hanya ingin menulis 15–20 halaman saja. Tapi pembahasannya menjadi sangat mendalam, hingga jadi lebih dari 200 halaman,” kata Emir saat peluncuran buku di Samarinda, Senin (11/8).
Baca: Ganjar Minta Publik Bersabar Akan Nama untuk Posisi Sekjen
Buku yang diterbitkan Sulindo Media Nusantara itu lebih dulu melalui diskusi bersama sejumlah akademisi. Selama lebih dari 20 tahun mengajar di Universitas Indonesia, politisi senior PDI Perjuangan ini ingin meninggalkan warisan pemikiran yang bisa menjadi landasan penting bagi generasi berikutnya.
“Utamanya bagi generasi Z,” ujarnya.
Peluncuran buku tersebut bertepatan dengan perkenalan GPM di Kalimantan Timur. Emir menilai Benua Etam memiliki potensi besar untuk menghidupkan kembali ajaran Marhaenisme.PCX160 Roadsync
“Itu yang saya rasakan, Kaltim bisa menghidupkan Marhaenisme,” sebutnya.
Disunting oleh Basfin Siregar, buku ini memuat catatan dan cita-cita Soekarno yang menginginkan Indonesia menjadi negara sosialis dengan sifat gemah ripah loh jinawi, tata tenterem karta raharja.
Baca: Ganjar Miliki Kenangan Tersendiri Akan Sosok Kwik Kian Gie
“Buku ini bukan sekadar catatan sejarah, tapi panduan untuk membaca kembali arah perjuangan bangsa,” tegas Emir.
Melalui karyanya, ia berharap lahir kecintaan generasi muda terhadap kaum marhaen, yaitu kaum miskin dan tertindas.
“Para pemuda harus berdiri paling depan dengan konsep Marhaenisme yang kuat. Perlu dibuka pendidikan khusus bagi generasi muda untuk mempelajari ideologi Bung Karno,” pungkasnya.