Ikuti Kami

Larang Pembangunan Rumah Ibadah, Deddy: Itu Contoh Arogansi!

Deddy menyatakan bahwa bagi orang picik, suara yang berbeda meskipun sifatnya reflektif memang selalu bikin gusar dan menyakitkan. 

Larang Pembangunan Rumah Ibadah, Deddy: Itu Contoh Arogansi!
Politisi PDI Perjuangan Deddy Yevri Sitorus.

Jakarta, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan Deddy Yevri Sitorus turut menanggapi polemik yang mengemuka di masyarakat, terkait cuitan pegiat medsos Permadi Arya alias Abu Janda.

Sebagian pihak menganggap cuitan itu telah menghina agama Islam.

Menanggapi hal itu, Deddy menyatakan bahwa bagi orang picik, suara yang berbeda meskipun sifatnya reflektif memang selalu bikin gusar dan menyakitkan. 

Terkait diksi 'arogan' dalam cuitan Abu Janda, Deddy pun mengemukakan beberapa contoh arogansi yang muncul di negeri ini.

Baca: Soal Abu Janda, Budiman: Dia Gak Jahat

"Toleransi = boleh bilang orang lain kafir, jangan bangun rumah ibadah yg berbeda, siswi harus berhijab! Apakah itu bukan sikap arogansi?" tegas Deddy. 

Deddy melanjutkan, meruntuhkan kuil, membakar, mengebom tempat ibadah, serta menyerang aliran yang berbeda juga merupakan wujud arogansi. 

"Arogan, merasa paling benar. Yang lain kafir," tegas Deddy. 

Namun, lanjut Deddy, menurut nya bukan agama yang arogan. Agama justru sumber kebaikan.

Yang arogan adalah para penganutnya, yang kerap memaksa dan menghakimi orang lain.

"Mereka bersikap begitu karena merasa yang paling benar dan merasa berhak menghakimi orang lain," ujar Deddy.

Agama, sambung Deddy, tidak pernah salah. Sebab kalau agama itu buruk, pasti sudah lama musnah

"Jadi menurut saya jangan salahkan agamanya, tetapi sekelompok orang yang mengkhianati agamanya dengan bersikap picik!" tegasnya. 

Abu Janda sendiri telah membuat video klarifikasi terkait cuitannya itu. Dalam video yang ditayangkan dalam akun Youtube Abu Janda Aktivis dan akun twitternya @permadiaktivis1 pada 30 Januari 2021 itu, dia menegaskan cuitannya tersebut dipotong dengan menghilangkan konteks.

Baca: Herman Tegaskan Tindakan Rasisme Langgar HAM

“Komentar saya itu diviralkan dipotong, tanpa konteks itu adalah pernyataan mandiri. Padahal itu adalah cuitan jawaban saya kepada Ust. Teuku Zulkarnain yang sedang provokasi SARA, yang mengatakan minoritas di sini arogan ke mayoritas," ungkapnya dalam video yang berdurasi 2 menit 3 detik tersebut.

Dalam cuitannya Abu Janda juga menyebut Islam sebagai agama pendatang. Dia pun menjelaskan konteks cuitannya itu. 

“Komentar tersebut tentunya saya berbicara sebagai seorang muslim sebagai konteks otokritik perihal masalah internal Islam saat ini. Makanya di situ saya tulis Islam sebagai agama pendatang dari Arab. Yang saya maksud adalah Islam transnasional seperti salafi wahabi. yang memang pertama dari Arab, yang kedua memang mereka arogan ke budaya lokal, seperti mengharam-haramkan sedekah laut. Jadi bukan Islam nusantara seperti NU dan  Muhammadiyah. Yang saya maksud, Islam pendatang dari Arab, yakni Islam transnasional, atau salafi wahabi. Bukan generalisasi semua islam,” tuturnya.

Quote