Ikuti Kami

Tumpeng Tempe dalam Ruwat Desa Sedenganmijen Berlangsung Meriah

Acara ini menjadi bagian dari rangkaian tradisi ruwah desa.

Tumpeng Tempe dalam Ruwat Desa Sedenganmijen Berlangsung Meriah
Anggota DPRD Sidoarjo, Sudjalil.

Sidoarjo, Gesuri.id - Ratusan warga mulai dari anak-anak hingga orang dewasa berebut tumpeng tempe raksasa ala menara Eiffel di halaman Balai Desa Sedenganmijen, Kecamatan Krian, Sidoarjo, Minggu (19/3). 

Acara ini menjadi bagian dari rangkaian tradisi ruwah desa selama tiga hari sejak Kamis, Jumat hingga Minggu.

Warga tampak cukup antusias. Tradisi lama kembali bergairah setelah dua tahun lebih terkena imbas pandemi Covid-19 yang membatasi aktivitas kebebasan warga. Bahkan jalur utama Sidoarjo - Krian sempat dibuat padat merayap karena adanya warga arak-arakan membawa aneka ragam jenis tumpeng. Ada tumpeng sayuran, buah-buahan hingga jajanan pasar. Ada juga tumpeng sabun cuci baju dan bungkusan kopi.

Baca: Hasto Ingatkan Berpolitik Tidak Hanya Soal Kekuasaan

Anggota DPRD Sidoarjo, Sudjalil mengatakan tradisi ini digelar sebagai bentuk penghormatan para leluhur yang dulu babad alas di desa tersebut. Selain itu, tradisi tersebut juga menjadi ajang sedekah.

"Tumpeng tempe raksasa itu merupakan ikon Desa Sedengan Mijen, karena warga desa ini dikenal sebagai penggrajin tempe," Ucap Sudjalil Politisi dari Partai Moncong Putih tersebut. 

Dalam sambutannya, Sudjalil mengatakan DPRD bersama Pemerintah Kabupaten Sidoarjo terus mendukung program desadesa terutama dalam bidang UMKM agar naik kelas sesuai dengan program Bupati Sidoarjo. 

"Kami di DPRD terus mengawal program program pemerintah terutama bagaimana UMKM bisa naik kelas sesuai dengan program bupati Sidoarjo Ahmad Mudhlor " Ucap Sudjalil dalam sambutannya. 

Baca: PDI Perjuangan Sambut Baik Kunjungan Politik PBB

Kemeriahan pecah saat ratusan warga mulai mengerumuni tumpeng tempe raksasa setinggi 12 meter dengan diameter 6 meter itu. Tempe yang disusun membentuk sebuah menara kerucut itu dibuat dari satu ton kedelai. Dalam hitungan menit, tempe dalam tumpeng raksasa itu ludes. Sejumlah warga memanjat menara tempe tersebut kemudian membagikannya pada ratusan warga dengan cara dilemparkan dari atas.

"Selain berebut tumpeng tempe raksasa, warga juga berebut tumpeng dari hasil bumi para petani, seperti buah-buahan dan sayuran," kata Kepala Desa Sendengan Mijen Hasanudin. 

"Rencana Insya Allah untuk tahun depan diperkirakan setinggi 30 meter," tambah Hasanudin.

Quote