Ikuti Kami

10 Anugerah Milenial PDI Perjuangan yang Mengguncang Dunia

Bung Karno: Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.

10 Anugerah Milenial PDI Perjuangan yang Mengguncang Dunia
PDI Perjuangan menganugerahkan 10 penghargaan kepada kaum Milenial berprestasi di Indonesia pada puncak acara ke-90 tahun sumpah pemuda PDI Perjuangan di JI Expo Kemyoran, Jakarta, Minggu, (28/10). (Foto: gesuri.id/Elva Nurrul Prastiwi)

"Berikan aku 1000 anak muda maka aku akan memindahkan gunung tapi berikan aku 10 pemuda yang cinta akan Tanah Air maka aku akan mengguncang dunia". 

"Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia".

"1000 orang tua bisa bermimpi, satu orang pemuda bisa mengubah dunia".

“Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca bengala dari pada masa yang akan datang.” (Pidato HUT Proklamasi 1966, Soekarno)

Itulah beberapa kata mutiara dari Putra Sang Fajar, Presiden pertama Indonesia, Ir Sukarno yang dipesankannya untuk generasi masa depan Bangsanya Indonesia tercinta. Generasi yang kita kenal saat ini sebagai generasi milenial, dimana Sukarno tak hanya menggantungkan harapan dan cita-citanya setinggi langit yang kalaupun jatuh akan berada di antara bintang-bintang. Melainkan Sukarno juga mengajak Milenial untuk membuat Bangsa ini menjadi bangsa yang besar yang dipandang dunia, yang mengguncang dunia. 

Baca: Putra: Lompatan Dahsyat Karya Milenial Lahirkan Bangsa Besar

Kata-kata mutiara sakti itupula yang sering dikumandangkan kembali ketika setiap tahunnnya Bangsa ini memeringati saat para pemuda masa depan Bangsa menggelar Kongres Pemuda II pada 27-28 Oktober 1928. Kongres tersebut juga digelar di beberapa tempat demi mencetuskan ikhrar Sumpah Pemuda di seluruh wilayah Nusantara.

Lanjut lagi kata Bung Karno: “Jangan mewarisi abu Sumpah Pemuda, tapi warisilah api Sumpah Pemuda. Kalau sekadar mewarisi abu, saudara-saudara akan puas dengan Indonesia yang sekarang sudah satu bahasa, satu bangsa, dan satu Tanah Air. Tapi ini bukan tujuan akhir”.

Apa yang membuat Sukarno begitu bergelora dengan kaum pemuda? Sukarno begitu antusias dan jiwa raganya begitu terbakar setiap kali dirinya 'bersentuhan' dengan kaum muda, khususnya pemuda Bangsa dan Negara Indonesia yang saat itu belum lama meraih kemerdekaannya.

Begitu "grande"-nya Sukarno berharap dan juga optimistis hingga menggambarkan pemuda itulah yang sanggup mengguncang bahkan mengubah dunia. Jika kita tengok lagi ada sebuah perbandingan bumi dan langit dengan generasi pendahulunya. 

Bahkan sebuah pemikiran yang sangat revolusioner ketika Sukarno tak hanya berhenti pada ikrar Sumpah Pemuda: satu bahasa, satu bangsa, dan satu Tanah Air. Melainkan lebih dari itu. Itu bukanlah tujuan akhir, ungkap Sang Putra Fajar.

Pada puncak acara ke-90 tahun sumpah pemuda yang dislenggrakan DPP PDI Perjuangan di JI Expo Kemyoran, Jakarta, Minggu (28/10), Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Politik, Puan Maharani yang mengatakan peringatan Hari Sumpah Pemuda sekarang ini bukan hanya untuk mengikatkan tentang satu Tanah Air Indonesia saja. Tetapi juga mengikatkan pemuda Indonesia untuk saling membantu sesama rakyat Indonesia.

Banyak yang bisa dilakukan anak muda untuk Tanah Air Indonesia. Puan menggambarkan anak muda sebagai jiwa yang selalu dinamis, tidak kenal takut, dan penuh warna. Sifat-sifat anak muda tersebut sebaiknya dikontribusikan untuk kemajuan bangsa.

Survei mencatat 34 persen rakyat Indonesia adalah anak muda yang umurnya 20 sampai 34 tahun, dimana masa depan Indonesia berada di punggung para kaum milenial itu.

Selain itu, anak muda sekarang ini yang identik dengan gadget dan dunia sosial tentunya harus arif dalam menggunakan media sosial, dan tidak mudah termakan berita bohong (hoax).

Pada kesempatan itu, PDI Perjuangan juga memberikan penghargaan kepada 10 pemuda yang dinilai berprestasi di berbagai bidang.

Kesepuluh pemuda itu seperti Lidswell kwok dalam kategori olahraga atlit wushu peraih emas Asean Games, Ulus Pirmawan sebagai penggerak petani di Lembang, Pande Putu Setiawan dari komunitas permainan anak di Bali, David Christian yang memproduksi rumput laut menjadi gelas untuk dikonsumsi, dan Andi Taufan Garuda Putra yang berjasa dalam membantu petani membuka akses keuangan masyarakat desa yang tidak terjangkau perbankan.

Ivan Lanin selaku aktivis yang membumikan Bahasa Indonesia, Graceti Shabrina dan Rizki Ramadhan sebagai perintis komunitas kartu pos, Tyovan Widagdo yang merupakan penemu aplikasi untuk mempermudah berbahasa asing, serta Yansen Kamto sebagai pendiri gerakan seribu digital starup.

Baca: Iis Sugianto: Nasionalisme Milenial Harus Berbudi Pekerti

Ketua Penyelenggara Sukur Nababan mengatakan peringatan 90 tahun Sumpah Pemuda kali ini mengangkat tema 'Satu Indonesia Kita". Adapun alasan tema tersebut yakni, kini banyak hal yang mengganggu kesatuan Indonesia dengan paham-paham intoleran.

"Maka kita berharap bahwa anak muda kita dapat menjaga kesatuan Bangsa Indonesia," ujar Sukur.  

Keragaman dan Perbedaan

Persoalan keragaman dan perbedaan yang dimiliki oleh Indonesia harusnya sudah selesai ketika Sumpah Pemuda diucap pada 28 Oktober 1928.

Hal itu karena Pemuda Indonesia telah membuktikan diri pada tahun 1928 melalui Sumpah Pemuda, suatu peristiwa kepeloporan pemuda-pemudi Indonesia, untuk menegaskan cita-citanya  menjadikan satu bangsa dan negara yang berTanah Air Indonesia, berbangsa Indonesia dan berbahasa Indonesia. 

Sumpah Pemuda jangan dimaknai sebatas fakta bahwa terdapat sehimpunan orang berbangsa Indonesia. Banyak saudara, anak-anak, di seluruh penjuru Indonesia yang mengatakan dirinya itu Indonesia tapi belum bisa merasakan apa yang dirasakan di kota-kota besar apalagi di Ibukota Jakarta ini. 

Untuk itu, PDI Perjuangan meminta supaya peringatan ke-90 Tahun Sumpah Pemuda juga dimaknai sebagai tugas.

"Bagaimana mereka bisa merasakan apa yang kita rasakan, bagaimana mereka bisa mendapat sentuhan, bukan hanya dari pemerintah pusat,  pemerintah daerah, tetapi dari kita semua," ucap Puan Maharani. 

Itulah tugas dari pemuda-pemudi Indonesia saat ini. Sumpah Pemuda itu bukan hanya mengikat menjadi satu Indonesia tetapi bahwa kita adalah orang Indonesia yang perlu berbagi dengan saudara-saudara yang lain. 

Kegiatan Milenial Patriotis

Seperti diketahui, dalam rangka menyambut Sumpah Pemuda yang ke-90 pada 28 Oktober 2018, DPP PDI Perjuangan menggelar serangkaian kegiatan yang menggelorakan semangat nasionalisme, patriotisme kebangsaan dan persatuan. Utamanya melibatkan kaum muda/milenial Bangsa ini. 

Ketua Bidang Pemuda dan Olahraga sekaligus Penanggungjawab Panitia, Sukur Nababan, mengatakan acara tersebut bertujuan untuk mengajak pemuda-pemudi Indonesia, anak-anak milenial Indonesia, menjadi bagian dari stakeholder yang memikirkan dan mengubah masa depan bangsa Indonesia.

"Kami percaya, pelan tapi pasti, anak-anak muda Indonesia, anak milenial, akan menjadi bagian, bukan lagi hanya menjadi objek, dari stakeholder yang ikut memikirkan bangsa ini, karena lima sampai sepuluh tahun ke depan mereka yang akan memimpin bangsa ini," ujar Sukur dalam acara konferesi pers "90 Tahun Sumpah Pemuda, Satu Indonesia Kita" di kantor DPP PDI Perjuangan, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (23/10).

Sukur menjabarkan ada lima kegiatan yang akan diselenggarakan, berupa diskusi nasional, perlombaan dan konser musik.

Pertama, adalah kegiatan diskusi nasional. Itu kami adakan pada tanggal 27 Oktober." sebutnya.

Dalam acara itu, pihaknya akan mengundang para stakeholder muda dan organisasi-organisasi pemuda untuk membicarakan perspektif Indonesia pada saat ini.

Baca: Putra: PDI Perjuangan Progresif-Revolusioner MagnetMilenial

"Bagaimana anak muda melihat Indonesia saat ini. Untuk berembuk bahwa Indonesia sekarang ini bukan hanya dalam satu golongan, satu teritorial, satu suku, satu keyakinan, tetapi Indonesia sekarang harus kita kembalikan kepada Sumpah Pemuda," jelasnya.

Kedua, adalah seminar tentang pemanfaatan ‘startup’. "Kami Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan mengajak seluruh anak muda Indonesia untuk memahami apa itu era digital, apa itu startup, dan bagaimana membangun startup tersebut untuk membangun kehidupannya. Ini adalah sebuah peluang bisnis yang sangat luar biasa sekali," ujar Sukur.

Ketiga, adalah perlombaan vlog. Sukur menjelaskan para peserta lomba yang disasar adalah para pemuda-pemudi, untuk membuat vlog berkonten kecintaan terhadap Indonesia.

Keempat, adalah perlombaan membuat surat yang ditulis tangan tentang rasa kecintaan kepada Indonesia dan tanggungjawab sebagai pemuda Indonesia. Perlombaan ini sangat spesial karena diusulkan langsung oleh Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.

Terakhir adalah konser musik yang akan diselenggarakan pada Hari Sumpah Pemuda. Sukur menjelaskan konser tersebut bukan hanya hiburan semata, tetapi didesain untuk membangkitkan rasa nasionalisme karena lagu yang akan dinyanyikan adalah lagu-lagu perjuangan.

Quote