Ikuti Kami

Disurvei Menang Telak, Bukti PDI Perjuangan Dicintai Rakyat

Apapun sistem atau metode yang digunakan, yang jelas PDI Perjuangan konsisten dan tetap dipercaya mayoritas rakyat Indonesia

Disurvei Menang Telak, Bukti PDI Perjuangan Dicintai Rakyat
Presiden Jokowi bersama Ibu Negara Iriana Jokowi berfoto bersama pendukung dalam kampanye Akbar di Banjarmasin - Foto: istimewa

DALAM berbagai survei, sejak tahun 2018, hingga beberapa pekan jelang pencoblosan, PDI Perjuangan konsisten unggul dibanding partai lain dalam Pileg 2019.

Hampir seluruh lembaga riset opini publik ternama dan kredibel menempatkan PDI Perjuangan sebagai partai pemenang Pemilu 2019. Tak tanggung-tanggung, kemenangannya rata-rata di atas 25 persen.

Bahkan, 2 partai di bawah PDI Perjuangan (Gerindra dan Golkar), dalam berbagai survei terakhir, jika digabungkan suaranya, masih belum bisa menyamai keunggulan Partai berlambang banteng moncong putih tersebut.

Dalam Survei Litbang Kompas 22 Februari-5 Maret misalnya: PDI Perjuangan dipilih oleh 26,9 persen responden. 

Faktor efek ekor jas atau coattail effect dari Presiden Jokowi yang merupakan kader terbaik partai yang dipimpin Ibu Hj. Megawati Soekarnoputri turut menyumbang kemenangan mutlak di Pemilu 2019.

Namun tak bisa dipungkiri juga, kerja keras seluruh kader partai dari ranting, PAC, DPC, DPD hingga DPD dan juga peran organisasi sayap partai juga berkontribusi besar menjadikan PDI Perjuangan sebagai partai yang dicintai dan dipercaya mayoritas rakyat Indonesia.

Dalam demokrasi, suara terbanyaklah yang keluar sebagai pemenang. Dan mayoritas suara pemilih di Indonesia dalam berbagai survei mengunggulkan PDI Perjuangan sebagai peraih suara terbanyak tersebut.

Tentu dalam sistem proporsional terbuka dengan metode Saint Lague  yang digunakan dalam Pileg 2019, dimana dalam menentukan jumlah kursi dengan mencasi suara per kursi terlebih dahulu. 

Dan PDI Perjuangan sebagai partai besar diuntungkan dengan metode Saint Lague tersebut. Dimana penghitungan suara habis di Dapil. Suara kecil tetap bisa dihitung, tidak dibuang begitu saja.

Artinya, potensi bertambahnya kursi DPR untuk PDI Perjuangan di banyak Dapil sangat kuat. Mengingat PDI Perjuangan menempatkan sejumlah kader-kader terbaiknya sebagai caleg potensial terpilih di setiap Dapil.

Berbeda dengan partai menangah atau kecil yang rata-rata diisi 1 caleg potensialnya di setiap Dapil. PDI Perjuangan di Dapil yang kompetitif misalnya, telah menempatkan 3 hingga 5 orang caleg populer dan berkualitas.

Hal itu bertujuan untuk mendulang suara sebanyak-banyaknya, agar ketika dikonversi dengan metode Saint Lague, tidak akan ada lagi suara yang terbuang karena pembagiannya akan menguntungkan partai dengan perolehan suara terbanyak. Dan metode ini dianggap lebih adil, karena partai yang berhasil meraih suara terbanyak, otomatis perolehan kursinya juga banyak.

Berbeda dengan sistem yang terdahulu, kuota Hare, partai dengan suara lebih kecil bisa mengalahkan partai yang suaranya lebih banyak. 

Mengutip Harian Republika (25/10/2011), pada Pemilu 1999: PKB yang meraih suara 13 juta, hanya meraih 51 kursi. Sementara, PPP yang meraih 11 juta — atau selisih dua juta suara dengan PKB — bisa meraih 58 kursi. 

Kejadian itu terulang pada Pemilu 2004, lagi-lagi menimpa PKB. Suara partai ini 11 juta, tapi meraih kursi 52. Ada tiga partai yang suaranya lebih sedikit, tapi meraih kursi lebih banyak. PPP yang meraih 9,2 juta suara, meraup 58 kursi; Partai Demokrat yang memperoleh 8,45 juta suara, mengantongi 55 kursi; dan PAN yang mendapatkan 7,3 juta suara, memperoleh 53 kursi.

Pada kasus ini, yang paling dramatis adalah selisih antara suara PKB dan PAN, yang mencapai empat juta. Tapi, PKB justru kalah satu kursi dibanding PAN.

Kembali ke PDI Perjuangan yang diuntungkan dengan metode Saint Lague. Apapun sistem atau metode yang digunakan, yang jelas PDI Perjuangan konsisten dan tetap dipercaya mayoritas rakyat Indonesia dari berbagai kalangan. Bahkan di survei Lingkaran Survei Indonesia Denny JA, PDI Perjuangan dipilih mayoritas pemilih Muslim, wong cilik, emak-emak, milenial dan kalangan minoritas.

Keunggulan di berbagai survei semakin menegaskan PDI Perjuangan sebagai Rumah Besar Kebangsaan. Dengan kemenangan telak di Pileg 2019 yang tinggal menghitung hari, semakin memantapkan posisi ideologi PDI Perjuangan: Pancasila 1 Juni 1945.

Selain itu, Kemenangan PDI Perjuangan di Pileg dan Pilpres 2019 juga akan memudahkan jalan perjuangan ke depannya untuk terus membumikan Pancasila di seluruh sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Memperkokoh NKRI, menjadikan Indonesia lebih HEBAT dan lebih MAJU lagi dengan mengusung Jokowi yang merupakan kader terbaik partai sebagai pemimpin bangsa. 

Dan yang tak kalah pentingnya, kemenangan PDI Perjuangan menguasai parlemen dari pusat hingga ke seluruh Indonesia, dan juga memenangkan Jokowi untuk 1 kali lagi sebagai Presiden, kebhinekaan di bumi pertiwi akan tetap terjaga. 

Semua ikhtiar dalam meraih kekuasaan itu semua semata-mata sebagai alat perjuangan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Dan tentunya, Jokowi sebagai pemimpin bangsa bersama-sama PDI Perjuangan, akan menghadirkan kekuasaan untuk rakyat. Kekuasaan yang bisa mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kekuasaan yang menjadikan negara hadir di segala permasalahan rakyatnya. (Ami)

Quote