Ikuti Kami

Menangkan Hati Rakyat untuk Kemenangan Pileg-Pilpres 2019

Para caleg diwajibkan mengikuti Sekolah Partai. Lagi-lagi, partai nomor urut 3 di Pemilu 2019 ini menunjukkan komitmennya dalam kaderisasi

Menangkan Hati Rakyat untuk Kemenangan Pileg-Pilpres 2019
Ketum DPP PDI Perjuangan menyapa peserta Apel Siaga Partai di Stadion Manahan, Solo, saat Kampanye Pilkada 2018 Juni lalu - Foto: pdiperjuangan.id

SEBULAN belakangan ini, seluruh partai politik sibuk menyeleksi bakal calon anggota legislatif (Bacaleg) untuk mengikuti Pemilu Legislatif (Pileg) 2019. PDI Perjuangan dalam proses pendaftarannya, dilakukan tanpa mahar, KKN, dan melalui proses seleksi yang ketat. 

Partai besutan Megawati Soekarnoputri, anak kandung Proklamator Bung Karno itu ingin hadir sebagai pilar demokrasi dengan menjadi Rumah Kebangsaan Indonesia Raya. Hal itu dibuktikan dengan menerima pendaftaran seluruh lapisan masyarakat. Tidak membedakan suku, agama, ras, apapun profesinya. 

Dimulai dari pendaftaran online, dengan total 17.800 orang mendaftar dan mengikuti test assesment secara daring. Setelah itu, di penghujung pendaftaran caleg yang dibuka KPU sejak 4 Juli hingga 17 Juli 2018, PDI Perjuangan akan mendaftarkan seluruh bacalegnya dari tingkat kabupaten/kota, provinsi, hingga pusat. 

Setelah ditetapkan Daftar Calon Tetap (DCT) anggota legislatif, para caleg PDI Perjuangan diwajibkan mengikuti Sekolah Partai Caleg. Lagi-lagi, partai nomor urut 3 di Pemilu 2019 ini menunjukkan komitmennya dalam kaderisasi.

Sekolah Partai Caleg PDI Perjuangan adalah salah satu amanat Kongres untuk menyiapkan para pemimpin masyarakat, termasuk para kader yang bernafaskan spirit Pancasila. 

Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan Pusat (Badiklatpus) DPP PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari meminta kepada masyarakat secara luas untuk menilai rekam jejak, dan turut menyeleksi kelayakan nama-nama orang yang ikut dalam pencalegan di PDI Perjuangan. Karena mereka para calon wakil rakyat adalah harapan masyarakat di ranah legislatif, untuk memperjuangkan kebijakan yang pro terhadap wong cilik.

 

Gabungan Kader Pancasilais & Votter Friendly

Dalam pencalegan kali ini, dikatakan Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, partainya memberikan kesempatan bagi kader Ideologis Pancasilais, berbagai tokoh masyarakat berbagai latar profesi, pemuka agama, artis, seniman, budayawan, yang tentunya tidak ada sedikit pun di hatinya benih kebencian, radikalisme. Mereka para bacaleg PDI Perjuangan adalah orang-orang pilihan yang telah teruji, berintegritas, memiliki kapasitas dan kemampuan menjadi pemimpin serta pro terhadap kebhinekaan, pluralisme yang semua itu dibingkai dalam spirit Pancasila.

Partai Nasionalis pemenang Pemilu 2014 ini tidak alergi terhadap kalangan artis. Namun bukan asal comot artis populer, tapi hanya sekadar dijadikan vote getter. Para artis hasil seleksi PDI Perjuangan tentunya memiliki kepribadian kuat yang mampu jadi corong bergeloranya rasa nasionalisme, dan mengutamakan kepribadian bangsa serta ingin memajukan budaya nusantara.

Terbukti, seniman, artis, olahragawan atau tokoh publik lainnya dalam keanggotaan DPR RI Periode 2014-2019 ada nama-nama beken seperti pecatur Utut Adianto, yang bisa diandalkan partai sebagai Wakil Ketua DPR dan Wasekjen DPP PDI Perjuangan. Selain itu, Rieke 'Oneng' Diah Pitaloka, dua periode di DPR telah menjadikannya vokalis PDI Perjuangan dalam urusan memperjuangkan aspirasi buruh, honorer, TKI, nelayan, petani, dan wong cilik lainnya yang tertindas. Rieke begitu vokal dalam banyak kasus korupsi BUMN, masalah penganiayaan TKI, dan ketidakadilan terhadap tenaga honorer.

Nama populer lainnya dari kalangan artis yang tidak hanya dijadikan pajangan di DPR adalah Junico Siahaan. Ia adalah si raja kuis televisi tersohor di era 90-an. Di DPR, Nico duduk di Komisi 1, yang membidangi masalah luar negeri, pertahanan dan keamanan, penyiaran, pers dan sebagainya. Nico kerap tampil sebagai narasumber di media. Dalam setiap rapat di DPR, ia tak hanya duduk, dengar, diam. Nico kerap bersuara, menyampaikan gagasannya. Kritikannya sebagai legislator yang hadir untuk check and balances pemerintahan, juga memengaruhi pemerintah dalam mengambil kebijakan.

Itulah beberapa nama hasil cetakan kaderisasi PDI Perjuangan. Partai ini menyiapkan para calon pemimpin yang bisa memperjuangkan kesejahteraan masyarakat. Bukan menjadi beban apalagi sampah masyarakat.

PDI Perjuangan memang belum sempurna sebagai pilar demokrasi. Namun mereka terus berupaya untuk berbenah dan memperbaiki diri agar citra sebagai partainya wong cilik bisa terus terjaga. Salah satu ikhtiar menuju ke arah sana ialah dengan sekolah partai yang merupakan upaya mengikis habis potensi kadernya berbuat di luar kewenangan seperti korupsi. Karena tak ada tempat bagi koruptor di partai ini. Dalam sekolah partai, jika kader benar-benar mengamalkan Pancasila, maka pikiran untuk korup saja tidak akan muncul apalagi korupsi jika sudah menjadi anggota dewan.

Pileg 2019 dan Pilpres 2019 adalah agenda penting. Untuk itu, seluruh partai politik akan total dan PDI Perjuangan sebagai partai berkuasa akan tetap mempertahankan kekuasaan secara konstitusional, sesuai ideologi partai, mewujudkan kesejahteraan rakyat.

Semua kader dari ranting hingga pusat berjuang. Karena politik adalah untuk rakyat, untuk wong cilik, bukan untuk kepentingan pribadi, bukan juga untuk kelompok, tapi untuk rakyat. Kekuasaan yang diraih PDI Perjuangan adalah jalan untuk mewujudkan Trisakti Bung Karno: berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian secara sosial serta budaya.

Memang butuh perjuangan untuk mewujudkan cita-cita itu. Ditambah tantangan politik saat ini begitu kompleks, dimana kontestasi politik dilakukan tanpa etika, menghalalkan segala cara dengan menyebar hoaks serta kebencian. Tantangan itu bisa dihadapi PDI Perjuangan jika kader dan simpatisannya menjaga soliditas dan gotong royong yang menjadi inti dari Pancasila.

Seluruh kader harus siap menghadapi tantangan tersebut, soliditas dan tantangan partai merupakan kunci dari tantangan yang harus dihadapi. Sebagai partai yang kental dengan ideologi nasionalisnya, tentu seluruh kerja politik dan hidupnya berlandaskan pada Pancasila 1 Juni 1945, kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan dengan sinergi 3 pilar (eksekutif, legislatif, yudikatif), di daerah dan nasional.

Untuk itu, dalam memenangkan hati rakyat agar bisa mempertahankan kembali kejayaan di Pileg dan Pilpres, sesuai pesan Bung Karno, kuncinya adalah dengan membumikan Pancasila di Tanah Air Indonesia, terjun langsung ke tengah masyarakat dan menyelesaikan masalah rakyat, menjaga persatuan dan kesatuan jajaran partai, lalu bekerja solid memenangkan pertarungan. 

Dengan bergerak bersama di bawah panji partai dan berdiri bersama rakyat, tertawa dan menangis bersama rakyat, niscaya kemenangan di Pileg dan Pilpres 2019 hanya soal waktu. Presiden Jokowi yang diusung PDI Perjuangan sudah begitu dicintai masyarakat. Tentu partai tidak hanya berharap coctail effect dari elektabilitas Presiden Jokowi, karena PDI Perjuangan juga memiliki basis pemilih yang mengakar dari wong cilik dan Kaum Marhaen yang Soekarnois.

Quote