Ikuti Kami

Selalu Bela Kaum Marginal, PDI Perjuangan Dicintai Rakyat

Diunggulkan menang 26,1% di Pemilu 2019, adalah bentuk kecintaan masyarakat terhadap partai berlambang Banteng moncong putih tersebut

Selalu Bela Kaum Marginal, PDI Perjuangan Dicintai Rakyat
Penyandang disabilitas menyaksikan Rapat Paripurna dengan pembahasan RUU Penyandang Disabilitas di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A.

SUASANA Fraksi Balkon Sidang Paripurna DPR RI, (18/3/2016) siang itu mendadak riuh usai RUU Disabilitas disahkan menjadi Undang-Undang.

Fraksi Balkon adalah sebutan bagi suporter (penonton) yang duduk di ruang balkon, (lantai atas) ruang Sidang Paripurna. Ruangan ini khusus untuk masyarakat umum, wartawan, staf Anggota DPR maupun tamu undangan. 

Di balkon Ruang Paripurna, penyandang disabilitas bersorak sorai menyambut ketuk palu Pimpinan DPR. Setelah sekian lama, akhirnya ada undang-undang yang mengatur nasib mereka para penyandang disabilitas untuk memperoleh hak yang sama dalam pendidikan, kesehatan dan pekerjaan.

Ada yang menggunakan kursi roda dan tongkat karena kondisi fisik, mental, kognitif, sensorik dan emosional mereka yang kekurangan. Meskipun mereka cacat secara fisik, tapi pendidikan dan skill mereka tak kalah dengan pekerja normal lainnya.

Keputusan mengesahkan UU Perlindungan Penyandang Disabilitas tersebut memang kerja kolektif Dewan. Namun saya mendengar nama Rieke Diah Pitaloka, Ribka Tjiptaning, Eva Sundari para kader perempuan PDI Perjuangan selalu dielu-elukan komunitas penyandang disabilitas yang selama ini mereka anggap selalu terdepan dalam memperjuangkan nasib mereka.

Tak lama, datang salah satu Anggota DPR yang namanya mereka sebut-sebut selama berlangsungnya pengesahan UU Disabilitas dalam Sidang Paripurna. Ia adalah Rieke Diah Pitaloka. Kader PDI Perjuangan yang selama ini getol memperjuangkan nasib para penyandang disabilitas di Badan Legislasi DPR RI.

Pelukan dan ciuman hangat tanda terima kasih dari para penyandang disabilitas dan beberapa aktivis yang turut memperjuangkan kaum difabel diterima Rieke.

Saya jadi teringat Pidato Ketum PDI Perjuangan Ibu Hj. Megawati Soekarnoputri di Hari Perempuan Internasional tahun 2015. Presiden kelima RI, itu meminta agar perempuan Indonesia bersatu memperjuangkan nasibnya, dalam konteks perjuangan kemanusiaan atas kemerdekaan, kesetaraan, dan kebersamaan di ranah politik, sosial dan ekonomi.

Dalam pidatonya, Megawati mengutip pernyataan Bung Karno, "Tidakkah berulang kali saya berkata: seribu dewa dari kayangan pun tidak akan bisa menolong saudara kaum wanita, jikalau saudara-saudara wanita sendiri tidak berjuang. Maka nasib wanita tidak di dalam tangan kaum laki-laki, nasib wanita tidak di tangan seribu dewa dari kayangan, nasib wanita adalah di dalam tangannya sendiri.”

Kisah mengenai "Sarinah", lanjut Megawati, menekankan pentingnya azas kolektivitas, yang menyatukan kaum perempuan Indonesia dalam gagasan yang sama. 

Sarinah adalah pengasuh Bung Karno, yang mana seringkali disebutkan bahwa Bung Karno sangat dekat dengannya. Perkataan Sarinah yang menginspirasinya, "Karno, pertama engkau harus mencintai ibumu. Kemudian, kamu harus mencintai rakyat jelata. Engkau harus mencintai manusia umumnya." 

"Semangat kepeloporan kaum perempuan ini sangat penting, sebab bagaimana kita bisa mencapai masyarakat adil dan makmur, apabila dalam contoh kehidupan sehari-hari saja, kaum perempuan justru semakin terpinggirkan."

Megawati mengaku, semasa menjabat presiden, dirinya sudah meletakkan dasar-dasar keberpihakan terhadap perjuangan kaum perempuan. 

Misalnya, mendorong dan memperjuangkan lahirnya Undang-Undang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga, Undang-Undang Perlindungan Anak, menandatangani Konvensi PBB tentang Perlindungan Buruh Migran dan Keluarganya.

Ke depan, Megawati menyatakan dirinya mendukung organisasi perempuan memperjuangkan berbagai aturan yang penting bagi perbaikan nasib kaum perempuan. Misalnya, dari UU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga, revisi UU TKI, UU Perlindungan Penyandang Disabilitas, UU Penghapusan Kekerasan Seksual, perbaikan atas aturan tentang perkawinan, dan lain-lain.

Nah, salah satu dari dorongan Ibu Megawati kepada para kader perempuan di partainya yang membuat Rieke, Ribka, Eva dan kader lainnya berjuang di garda terdepan dalam menggolkan RUU Perlindungan Penyandang Disabilitas menjadi Undang-Undang.

Maka sangat wajar, jika survei Alvara Research Center yang dilakukan pada 12-18 Agustus 2018 mengunggulkan PDI Perjuangan sebagai pemenang Pemilu 2019 dengan 26,1 persen.

Hal itu merupakan apresiasi rakyat yang melihat PDI Perjuangan konsisten membela wong cilik, kelompok marginal, kaum tertindas, minoritas, guru honorer dan mendorong perempuan untuk selalu maju serta mandiri. Unggul di survei adalah bentuk kecintaan masyarakat terhadap partai berlambang Banteng moncong putih tersebut.

Quote