Ikuti Kami

Ada Pihak Tak Senang Jika Soekarnois & Nahdliyin Bersatu 

Hasto: Kita harus menjawab tantangan ini bersama-sama.

Ada Pihak Tak Senang Jika Soekarnois & Nahdliyin Bersatu 
Silaturahmi PDI Perjuangan dan Santri Al Tsaqafah dihadiri antara lain: Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Ketua Umum PB NU Said Aqil Siradj di Pondok Pesantren Luhur Al Tsaqafah, Jakarta. Selasa (8/10) malam. (Foto: gesuri.id/Elva Nurrul Prastiwi)

Jakarta, Gesuri.id - Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristyanto mengatakan wajar jika ada pihak yang tidak senang dengan persatuan Nahdliyin dengan Soekarnois.

"Ketika Soekarnois dan Nahdliyin bersatu, banyak pihak tidak senang. Kita harus menjawab tantangan ini bersama-sama," kata Hasto, Rabu (9/10).

Baca: Soekarnois dan Nahdliyin Kompak Rayakan Haul Bung Karno

Lebih jauh dalam kesempatan itu, Hasto juga menekankan bahwa persahabatan PDI Perjuangan dengan NU membuktikan bahwa fitnah yang menyebut PDI Perjuangan anti Islam tidak benar.

"Bagaimana mungkin anti Islam, terbukti PDI Perjuangan dekat dengan NU," tegas dia.

Hasto juga mengingatkan sejarah antara Soekarnois dengan kalangan Nahdliyin sangat panjang.

Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sekaligus pembina Pondok Pesantren Luhur Al Tsaqafah Jakarta, Said Aqil Siradj menekankan persahabatan antara NU dengan partai nasionalis seperti PDI Perjuangan sudah terjalin sejak dulu dan harus dijaga.

"Persahabatan NU dengan kaum nasionalis sangat penting dan harus kita jaga," kata Said Aqil, Rabu.

Said mengatakan sejak dulu, saat ini dan seterusnya, antara NU yang berbasis pesantren dengan kalangan nasionalis dan partai nasionalis seperti PDI Perjuangan, sangat bersahabat.

Dia mengingatkan persatuan santri dengan kalangan nasionalis telah membawa kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Baca: Ketum PBNU Puji Persahabatan PDI Perjuangan dan NU

Selain itu ketika terjadi disintegrasi bangsa pasca kemerdekaan, atau pada 1948, Presiden pertama RI Soekarno meminta pendapat tokoh NU Kiai Wahab Chasbullah mengenai upaya menyatukan bangsa.

Kala itu Kiai Wahab mengusulkan agar Bung Karno menggelar bersilaturahmi dengan para tokoh bangsa. Kiai Wahab pun mencetuskan istilah halal bi halal.

Quote