Ikuti Kami

Balitpus PDI Perjuangan Refleksikan Kesejarahan Partai

Webinar merupakan rangkaian dari Peringatan HUT Ke-48 PDI Perjuangan dan menyongsong Bulan Bung Karno, Juni 2021.

Balitpus PDI Perjuangan Refleksikan Kesejarahan Partai
Badan Penelitian Pusat PDI Perjuangan menggelar Webinar Seri 3 bertemakan, Refleksi Konstruksi Historis PDI Perjuangan: Dari PNI 1927 Ke PDI 1973 Ke PDI Perjuangan, Rabu (10/3). (Foto: Istimewa)

Jakarta, Gesuri.id - Badan Penelitian Pusat PDI Perjuangan menggelar Webinar Seri 3 bertemakan, Refleksi Konstruksi Historis PDI Perjuangan: Dari PNI 1927 Ke PDI 1973 Ke PDI Perjuangan.

Baca: Irine: Kebijakan TNI Bagi Serda Aprilia, Terobosan Positif

Webinar yang digelar pada Rabu (10/3) merupakan rangkaian dari Peringatan HUT Ke-48 PDI Perjuangan dan menyongsong Bulan Bung Karno, Juni 2021. . 

Hadir sebagai pemateri diantaranya, Dr. Daniel Dhakidae (Akademisi), Yophiandi Kurniawan (Wartawan Kompas TV), Sirmadji Tjondro Pragolo (Kader Senior PDI Perjuangan).

Daniel Dhakidae dalam paparannya yang dibacakan moderator, Kanti W. Janis, mengurai beberapa point terkait kesejarahan PDI Perjuangan dari masa ke masa. 

Politisi Senior PDI Perjuangan, Sirmadji Tjondro Pragolo merunut PNI lahir sebagai wujud perlawanan kepada kolonialisme. 

Di era Orde Baru, lanjutnya, muncul dinamika politik baru, sehingga terjadi fusi pada 10 Januari 1973 dengan kelahiran PDI. 

Ia mencatat sejarah berjalan dan pemerintah terus mengintervensi PDI saat dipimpin Ibu Mega. Konflik pun semakin dinamis menjadi konflik ideologis hingga terjadi peristiwa Kudatuli. 

"Kemudian lahir PDI Perjuangan yang merupakan kelanjutkan PDI. Dan hal paling penting, tak boleh menyebut PDI Perjuangan tetapi harus disebut sebagai PDI Perjuangan, yang merupakan manifestasi dari perjuangan yang tak pernah berhenti. Pada Pemilu 1999, PDI Perjuangan pun dipercaya rakyat sebagai pemenang Pemilu," terangnya. 

Baca: Andreas: Perlu Sosialisasi Sumber Gaji & Tunjangan Guru P3K

Tahun 2005, lanjutnya, PDI Perjuangan melakukan intensitas konsolidasi kader setelah suara menurun di Pemilu 2004. Selama 2004-2014, PDI Perjuangan memilih posisi di luar pemerintahan (oposisi) dan melakukan kritis konstruktif kepada pemerintah, sehingga pada 2014 kembali dipercaya rakyat. Pun demikian pada 2019. 

"Ke depan, PDI Perjuangan harus terus konsisten dalam berideologi melalui jalan Trisakti, dan terus menerus melakukakan pendidik politik kepada masyarakat luas. Selain itu harus terus mendampingi dan mengadvokasi rakyat," ungkapnya dalam Webinar yang diikuti 700 peserta tersebut.

 

Kontributor: Yogen.

Quote