Ikuti Kami

Banteng Trenggalek Inisiasi Pembuatan Demplot Pertanian

Demplot pertanian melon premium untuk dikembangkan sebagai salah satu produk pertanian unggulan daerah itu. 

Banteng Trenggalek Inisiasi Pembuatan Demplot Pertanian
Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Trenggalek Mochamad Nur Arifin.

Trenggalek, Gesuri.id - DPC PDI Perjuangan Kabupaten Trenggalek menginisiasi pembuatan demplot pertanian melon premium untuk dikembangkan sebagai salah satu produk pertanian unggulan daerah itu. 

"Demplot pertama yang dikembangkan kader kami, Totok Siswantoro, di Desa Pucanganak Kecamatan Tugu, sukses menembus pasar supermarket dan sudah beberapa kali panen. Kami ingin potensi baik ini bisa ditularkan kepada kader-kader kami yang lain, juga petani di Trenggalek secara luas," kata Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Trenggalek Mochamad Nur Arifin di Trenggalek, Sabtu (21/1).

Tak hanya di Pucanganak, demplot-demplot pertanian melon premiun sejenis rencananya juga akan dibangun di sejumlah areal pertanian di Trenggalek. Terutama di sekitar kantor DPC PDI Perjuangan Trenggalek. 

Baca: DPR Minta KKP Tindaklanjuti Penolakan Pajak Penangkapan Ikan

Menurutnya, pemberdayaan ekonomi semacam ini efektif dalam upaya penguatan ekonomi kerakyatan. Tidak hanya di lingkup kader PDIP, namun juga masyarakat petani di Bumi Menak Sopal, sebutan Kabupaten Trenggalek. 

"Bu Mega salah satunya menyampaikan kita harus menggali potensi ekonomi kerakyatan yang berbasis ramah terhadap lingkungan, tetapi bernilai ekonomis tinggi. Nah ini kita mendatangi Salah satu usaha yang sukses ini, bertanam melon dan  melonnya ini langsung disuplai ke supermarket dengan harga yang cukup baik,"  kata Mas Ipin, sebutan Nur Arifin yang juga Bupati Trenggalek ini.

Dan salah satu metode yang akan diadopsi dari model pertanian melon premium Totok adalah sistem pertanian green house atau menggunakan penutup. Hal itu diharapkan  agar tingkat keberhasilannya lebih maksimal dan dapat meminimalkan risiko serangan hama. 

"Rencananya nanti teman-teman ini akan diajari untuk membuat (mengembangkan) demplot di sekitar kantor DPC (PDI Perjuangan, red). Nanti kalau mereka sudah bisa harapannya bisa mendampingi masyarakat, petani lain.  Kebetulan kita juga punya pemberdayaan dari pemerintah nanti untuk menyasar sasaran rumah tangga yang miskin ekstrem," lanjutnya. 

Salah satu melon yang dikembangkan oleh Totok adalah varietas "honey emerald". Melon tersebut saat ini banyak digandrungi masyarakat di kelas premium. 

Dikonfirmasi terpisah, Totok Siswantoro mengatakan budidaya melon premium telah ia geluti bersama kelompoknya sejak tiga tahun terakhir. 

Kata dia, potensi melon premium dinilai masih cukup terbuka lebar, karena pasokan dari hilir masih terbatas. 

Baca: Ono Kritisi Data-data Mentan Terkait Lumbung Pangan

Untuk budidaya melon premium ini pihaknya menerapkan dua sistem, menggunakan "green house" serta di alam terbuka. Kedua sistem tersebut memiliki keunggulan masing-masing. 

"Kalau sistem perawatan hampir sama dengan melon biasa, yang membedakan harga bibit dan harga jualnya," kata Totok. 

Saat ini harga jual melon premium tiga kali lipat dibandingkan dengan melon lokal. Satu kilogram melon premium dijual dari petani Rp17 ribu/kilogram sedangkan melon lokal hanya Rp5 ribu/kilogram.

"Kalau harga jual di supermarket ya lebih dari Rp50 ribu, " jelasnya. 

Kata dia, sistem budidaya dengan memanfaatkan green house dinilai lebih efektif dibandingkan dengan di alam terbuka, karena tingkat keberhasilannya bisa maksimal dan minim serangan hama.

Quote